Taksi Kol bukan Fake Taksi



Bagi kamu anak daerah, maksudnya yang berasal dari luar kota Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura apalagi anak unlam, setidaknya pernah sekali seumur kuliah naik motor kolt. Nama kerennya adalah L300. Sebagai anak daerah pesisir yang tiap tahun kotanya mengadakan acara ngasih makan laut yang kadang dianggap syirik, saya terbiasa naik kolt dari kecil hingga sekarang. Jadi sudah mafhum dengan semua jenis pengalaman yang kebanyakan tidak enak, dari kolt yang start berangkat selalu subuh sehabis adzan kalimat pertama, yang dioper-oper karena sepi penumpang, penumpang kira kanan muntah-muntah dan supir yang addicted to mepet truk di depannya. Lalu apa? Yah, hanya sekedar berbagi perasaan sebagai konsumen setia juga ternyata masih ada yha teman saya yang belum pernah bepergian dengan motor kolt ini, atau ujar kai disebut juga ‘taksi kol’. 
kududuk samping pak supir yang sedang ........
Baiklah, apabila kamu anak unlam dan masih aktif kuliah dan juga kebetulan ingin pulang kampung ke Pagatan maka ada berbagai opsi untuk moda transportasi. Pertama naik taksi kol, kedua naik bis, ketiga naik travel, keempat naik sepeda motor termasuk nebeng. Sebagai mahasiswa borjuis namun terkesan membumi, saya terpaksa seringkali memilih untuk naik taksi kol dengan berbagai alasan. Yang pasti bukan karena alasan bisa bikin boomerang kibas-kibas celana atau kedip-kedip manja dengan sopir atau penumpang yang lain namun lebih alasan karena miskin sih dan berikut fakta yang saya himpun tentang taksi kol ini :  

Pertama, pool taksi kol ini berada di simpang empat sekumpul. Kamu bisa minta jemput di kosanmu apabila malas pergi ke pool, atau kebetulan tidak ada yang mengantar, etapi sekarang ada ojek online eyy. Teman saya seringkali minta dijemput di gang purnama, karena cewek sih~. Biasanya kamu boleh nunggu di sepanjang jalur jalan, misalnya depan ratu elok, atau simpang trikora. 

Kedua, ongkos yang harus dibayar untuk sampai ke Pagatan adalah Rp. 85.000, dulu tahun 2011 sih 60rebu, duduk depan 75rebu.  Ongkos ini akan bervariasi apabila kamu memilih tempat duduk atau turunnya di Pelaihari, atau juga membawa banyak barang berkardus-kardus. 

Ketiga, jam keberangkatan tersedia dari subuh hingga jam 14.00 WITA. Saya hanya pernah yang shift pagi jam 8an, 12an dan jam 2 siang. Diperhatikan adalah total waktu yang dibutuhkan adalah 5-6 jam termasuk makan siang. Perlu diperhatikan lagi adalah hati-hati memilih taksinya, ada yang sopirnya lambat banget bawa taksinya sehingga perlu waktu 8 jam. 

Selain taksi kol, kamu bisa memilih naik bis damri. Tapi ini berangkatnya dari terminal pal 6 atau kamu nunggu di bundaran Liang Anggang. Ongkosnya katanya sekarang Rp. 80.000 dengan total waktu selama 5-6 jam juga. Kelebihannya adalah pakai ac, duduknya lebih lega dan berbusa sofa, bisa nyimpan banyak barang bawaan apabila bawa karung beras, juga ENAK BUAT TIDUR. Saya lebih memilih naik bus seandainya jalurnya lewat Banjarbaru, karena malas aja pergi ke Liang Anggang. Oh iya, rutenya sudah tersedia ke segala arah. Ke Kotabaru ada, ke Samarinda ada, ke Palangkaraya ada juga … semoga lah bisa suatu saat naik bis ke Pontianak, pengen banget. 

Satu lagi, naik travel, ini hanya untuk kamu yang punya kelebihan duit dan malas repot. Tinggal bayar, duduk manis, dijemput di depan kosan dan diantar sampai depan rumah. Harganya? Uhm, dua kali lipat hehehehehe. Enaknya bisa makan siang/malam di resto yang enak sepanjang jalan raya~ sate maranggi kaaah.

Tapi ni ya, keluh kesah sebagai penumpang taksi kolt ini doh hae heh, kalau dikumpulkan sudah bisa jadi buku sendiri nih. Pertama adalah soal penumpang yang seenaknya sendiri. Pernah nih, ada kejadian taksi kolt udah mau berangkat dan tinggal nunggu tiga orang lagi yang sudah pesan duluan, ditungguin lama gak ada kabar ternyata lagi asik banget minum es dawet di pasar dong huft masuk ke dalam taksi dengan ketawa-ketiwi hhhhhhh, yang terbaru saya alami adalah seorang penumpang yang bikin  terlambat berangkat karena ……… kelamaan beli klepon di pinggir jalan hhhhhhhedehhhh jajan terooossss.
Bamandak : Berhenti
Selanjutnya adalah kelakuan si sopir, yang seringkali bikin penumpang hanya bisa ngomongin di belakang, soalnya kalo di depan takut sopirnya ngambek fufufu. Kelakuan sopir yang bikin netizen marah adalah, merokok sembarangan. Bukan apa-apa nih, terserah si sopir sih mau meroko dji sam su atau rokok giling sendiri yakan, cuman abunya bosku …mendarat di mata dan membuat penumpang tekelipik. Selanjutnya adalah yang maksain penumpang pinggir jalan untuk masuk padahal sudah sesak. Hmph. Hmph. Ada juga sopir yang suka sekali berhenti, buang air kecil lah, air besar lah, beli gorengan lah, beli air lah, beli baju, buku nikah, sewa gedung, mobil avanza, dan barang-barang lainnya yang kenapaseeeeh tidak dibeli duluan di pooooool tadi bhambhank. 

Yah, mau bagaimanapun, mereka turut berjasa mengantarkan anak-anak muda untuk menuntut ilmu di kampus-kampus hingga sarjana, yang tadinya anak kampung nan gugup waktu pertama kali nyoba eskalator sampai yang fasih berbahasa imak-auk dan juga mengantar balik mahasiswa-mahasiswa yang belum skripsian untuk pulang kampung bersua dengan keluarga dan makan sepiring masakan idul adha.

Comments

Popular Posts