Hal-hal pertama saat liburan kemarin


Selalu ada moment untuk hal pertama dalam hidup kita masing-masing. Pertama kali menang kejuaraan, pertama kali ketemu mantan atau pertama kali makan gurita hidup mungkin juga pertama kali nyium bunga Anggrek Hitam (sudah mulai asbun) (mungkin efek makan siang kebanyakan). 

Sama sepertiku, selama perjalanan kemarin rasanya banyak sekali moment pertama kali yang sangat berharga dan bahkan diganti dengan uang pun aku tida …. Eh mau ding kalo ditukar dengan uang haha. Moment-moment pertama kali tersebut aku rangkum dalam tulisan di bawah ini dan akan aku jabarkan dalam bentuk per poin, per pasal dan per ayat. 

1.       Pertama kali bepergian dalam waktu 20 hari. Ya sudah lah ya, dimana-mana namanya jalan-jalan juga bakalan jadi hal pertama. Tetapi, bagiku ini benar-benar hal baru karena nambah empat Negara baru. Rasanya itu sulit dideskripsikan, gugup sudah pasti, kesal ada juga karena perbedaan bahasa, capek sudah pasti sama bangga sih. Senang? Awal berangkat aja sudah senyum-senyum sendiri.

2.       Pertama kali naik sleeper bus. Sebelumnya sudah tau bakalan ada bus dengan tipe seperti ini, namun jarang menjadi opsi karena bus ini tidak ada toiletnya. Aku pikir lebih baik memilih kereta api, namun jika kota yang akan dituju tidak tersedia jalurnya, ya terpaksa naik begini. Rasanya menyenangkan sekali, bayangannya kaya orang udik hehe. Sebelum naik bus kita akan disuruh melepas sepatu dan tersedia kantong kresek untuk menyimpan sepatu kita. Di dalam bus akan terdapat dua dek, atas dan bawah. Dek atas tentu saja akan terpapar hembusan angin AC dan memiliki window seat yang lebih luas, kebalikannya dek bawah hanya akan mendapat angin ac yang dialirkan melalui lubang-lubang pipa pvc dan jendela dengan dimensi 45x5 cm.

Saya menaiki tiga bus dengan tiga rute yang berbeda dengan tipe bus yang berbeda juga.

Rute Ho Chi Minh City – Mui Ne, 4 jam perjalanan, masing-masing orang akan punya seat sendiri dengan bagian kepala lebih tinggi, jadi rasanya seperti rebahan di meja ugd atau kursi creambath. Penumpang akan mendapat selimut tebal dan air minum botolan.

Rute Phnom Penh – Siam Reap, 6 jam perjalanan, busnya menyedihkan rasanya karena mungkin karena kami adalah penumpang transit sehingga tidak mendapat seat yang layak menurut standard kenyamanan. Kami ditaruh di dek bawah dan tidak bisa bergerak bebas dan hanya bisa berbaring menunggu bus berhenti di terminal bus Siam Reap yang ternyata tidak pernah terjadi. Bablas hingga jalan menuju bandara Siam Reap.

Rute Pakse – Vientiane, 10 jam perjalanan, ini bus sangat menarik. Tampilan luarnya sangat funky dan mengingatkan akan film barat yang mengisahkan perjalanan road trip dengan van. Sebelum berangkat, para supir akan berdoa di depan bus masing-masing. Ritualnya tetap sama, melepas sepatu sebelum masuk bus. Bus ini lebih mewah dibandingkan dua bus lainnya dan ada tangga untuk menuju lantai 2. Iya, busnya dua lantai, semacam double decker, tapi ini untuk kaum rebahan. Pelayanannya lebih bagus, tidak boleh masuk sebelum waktu keberangkatan, bagasi masuk tempatnya, dapat selimut dan bantal empuk juga dua bungkus snack, satu botol air dan satu kotak susu kedelai.

Bisa dibilang bus rute Pakse – Vientiane adalah puncak ketidaknyamanan dan ketidakpastian diuji. Bermodalkan iya-iya aja dan sepucuk tiket dari loket bus Nakasong, kami dengan pede menemui loket bus di Pakse. Aku sendiri menyangka akan baik-baik saja dan tinggal berangkat, ternyata petugasnya yang mirip diva internasional ini tidak membolehkan kami naik bus. Kami coba telpon petugas travel yang ada di Siam Reap. Saya coba telpon lewat whatsapp dan minta theatring dari hapenya petugas ini –sungguh absurd- tetap tidak nyambung. Wah kena scam dong. Sampai teman satu circle petugas ini ngasih tau nanti datang lagi jam 6 sore karena petugas travel yang satu afiliasi akan datang. Baik. Masih ada waktu sekitar 6 jam di Pakse. Singkat cerita kami mendapat tiket bus saat jam 6 sore dan mendapat seat paling belakang hahaha.

3.       Tidur di ranjang bertingkat alias bunk bed. Akhirnya kesampaian juga tidur di kamar backpacker. Sebelumnya pernah ingin menginap di tempat beginian saat di Bandung tahun 2014 silam, namun masih belum siap, takut ini lah itu lah, sekarang karena ada temannya, jadi lebih merasa aman.

Penginapan tipe begini sistemnya adalah kita hanya menyewa kasurnya sehingga lebih murah. Fasilitas yang didapat tentu saja bantal, selimut tebal dan colokan serta lampu tidur. Harganya bervariasi sekali dan apabila kalian menemukan kamar hotel dengan harga yang lebih murah atau sama dibanding menginap di hostel aku sarankan lebih baik di hotel hehe soalnya lebih bebas.

4.       Pertama kali melihat beberapa tempat yang dulu namanya hanya tau dari buku RPUL. Oh God, RPUL adalah panduan bermimpi bagi generasi yang sekolahnya tahun 2000-an. Rasanya terharu dan bersyukur bisa berada di tempat-tempat yang disebut di kitab itu.

Sungai Mekong, berdiri di sisinya saat pagi hari di tanggal 1 januari adalah sebuah nikmat yang tidak akan aku lupakan begitu saja. Sungai Mekong, yang di RPUL termasuk kategori sungai terpanjang di dunia. Rizki bilang ini seperti sungai di Kalimantan pada umumnya, di kelilingi oleh hutan dan semak hijau, ada pasar di dermaga sungainya dan perahu bermesin-nya.

Angkor Wat. Sebagai anak yang tidak nonton Tomb’s Raider, saya tidak begitu mengerti tentang tempat ini sebelumnya kecuali mengetahui bahwa tempat ini muncul sebagai ikon pariwisata Negara Kamboja yang ada di atlas besar yang selalu saya dan teman-teman sekelas buka saat istirahat kala SD dulu. Bangga banget bisa kesini, entah siapa lagi yang bangga, mungkin orang-orang yang pernah kuceritakan mimpi-mimpiku.

5.       Pertama kali melintasi border antar Negara lewat darat. Ini pengalaman seru-seru gugup sih. Saat itu merasa beruntung ada teman melewati ini, kalau nggak mungkin sudah panik dan gugup sendirian. Sebelumnya sudah banyak baca tentang pengalaman orang lain melintasi border antar Negara, ngeri juga sih membayangkan, namanya pengalaman orang lain, ya setiap orang menafsirkannya berbeda-beda juga. Ada yang kena scam diminta biaya masuk dan dipersulit dan juga ada yang biasa saja, melengos dapat cap masuk berasa masuk waterboom. Eh akhrinya kejadian juga, total saya melintasi 4 border dan semuanya lewat darat. Seru juga sih kalau diceritakan di halaman tersendiri, tetapi ya begitu, lebih banyak menceritakan kikuk, panik dan gugupku haha.

Comments

Popular Posts