RUBI Natuna, Guru Hebat untuk Generasi Emas Indonesia

Sebelumnya saya tak terlalu ambil pusing dengan kegiatan ini bahkan bisa dibilang acuh. RUBI. Ruang Berbagi Ilmu. Awalnya juga bingung ini acara apa sih. Siapa yang berbagi ? Ilmu apa yang dibagikan ? Ruang ? Kubus ? Kerucut ? Prisma Segitiga ? *ini bangun ruang. Lalu ruang apa ?
Ternyata, setelah menjadi Fasil ala-ala di kegiatan ini, ada beberapa hal dari RUBI yang bisa membuka mata saya. Ya. Sekilas lagi isu tentang dunia pendidikan yang baru saya tahu. Buat yang belum tahu apa itu RUBI, berikut saya coba rangkum.
RUBI adalah salah satu kegiatan turunan Indonesia Mengajar yang bersifat ke-relewan-an dengan cara mengundang berbagai professional ataupun praktisi dari berbagai bidang studi untuk berbagi ilmu mengenai dunia pendidikan. Tentunya isu pendidikan yang dibahas dari sudut pandang si narasumber. RUBI juga turut mengundang para fotografer dan videographer yang sukarela untuk mendokumentasikan kegiatan RUBI. Yang menariknya adalah mereka relawan yang bersedia datang dengan uang mereka sendiri. Seperti tiket pesawat yang mereka beli sendiri.
Untuk RUBI Natuna sendiri dilaksanakan di SMAN 1 Bunguran  dengan mengundang guru-guru dari level TK hingga SMA sebagai peserta. Alhamdulillah acara ini terlaksana dengan baik dari tanggal 23-24 Desember 2016 yang dihadiri oleh 63 guru keren dari seluruh Natuna. Kegiatannya sendiri dibagi menjadi dua kelas dengan materi yang disajikan sama. Adapun materi yang disampaikan oleh narasumber kece adalah Pendidikan dan Pendampingan Seks usia Dini dan Remaja, Manajemen Stress, Positif Disiplin, Guru Kreatif dan Brain Based Teaching.
Yang lucunya adalah narasumber ternyata berasal dari kalangan professional. I mean literally professional, ada yang bekerja di BUMN energy, psikolog dibidang kejahatan seksual yang sering dipakai kepolisian, kepala perwakilan kantor bank internasional yang berpusat di Italia, dosen di UI, jurnalis-jurnalis kece dan relawan lainnya yang juga kece. Yang bikin heran adalah, kok mau jauh-jauh ke natuna dan dengan biaya sendiri cuma untuk berbagi ilmu ?

RubiRangers bersama Panitia Lokal dari Komuna dan Pengajar Muda

Liburan di Pulau Senoa

Sama saja pertanyaannya dengan, kok mau ikut Indonesia Mengajar padahal kemarin sudah dapat kerjaan yang enak ?
Salah satu narasumber berkata, namanya panggilan hati mau gimana lagi. Memang sih kita juga perlu duit untuk hidup, tapi ya gimana … begitu dengar kegiatan ini, langsung ikut aja.
Merinding.  Ada saja di dunia ini orang yang punya hati mulia seperti ini.
Apalah aku yang cuma ikut ini karena ingin cari pengalaman. Sementara mereka bersedia meluangkan waktu, ambil cuti yang mungkin harus adu argument sama bosnya, ngeluarin biaya tiket, harus bersedia capek, adaptasi sama daerah baru, mungkin saja ada ketidak cocokan dengan makanan, cuaca, angin atau inilah contoh nyata apa yang pernah aku dengarkan dari salah satu orang, bahwa Tuhan itu hanya ingin melihat kita bermanfaat bagi orang lain. Salut buat mereka. Salut sekali. Inilah yang dimaksud bahwa pendidikan itu tidak hanya milik dan tanggung jawab tenaga pendidik saja, tapi untuk setiap orang yang terdidik, namun pertanyaannya adalah, maukah setiap orang yang terdidik membagi ilmunya ? bukan hanya untuk daerahnya sendiri tapi jauh-jauh datang ke daerah orang karena mereka sadar mereka adalah orang Indonesia maka selayaknya ilmu ini juga dibagikan kepada orang Indonesia lainnya yang mungkin jarang punya kesempatan mendapat ilmu ini karena masalah jarak yang jauh dari pusat.

Dalam hati aku juga bertekad, suatu hari nanti aku juga ingin berbagi tentang apa yang kumiliki terutama untuk para pendidikan demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Serius. Join me ?


Bonus laut natuna~



Comments

Popular Posts