Akhirnya Sakit Juga
Saya pernah membaca di blog bahwa selama kau sakit kau bisa
mengetahui mana saja yang temanmu dan bukan. Waw.
Selama ini sakit yang saya derita bisa dikategorikan sakit orang
kampung. Flu. Batuk. Flu. Cacar. Flu. Sakit gigi. Batuk lagi. Demam
pun jarang. Bahkan saya sudah berkomitmen untuk tidak pernah sakit
selama camp
berlangsung. Hingga sikon di lapangan saat survival membuat saya ambruk.
Tepat
sehari setelah pulang dari survival, badan saya langsung drop. Kepala
pening
dan serasa berputar. Saya pernah melihat kalau meja barak itu ada di
atas dan
saya menginjak plapon. Saya langsung memegang erat tempat tidur saya.
Malamnya
saya benar-benar drop, padahal sedang ada rapat tim Farewell. Mana ada
kipas
angin lagi, wiwiwiwiwi tambah lah glegean.
Setelah rapat saya langsung tidur, tengah malam saya
terbangun. Badan panas dan kerringat dingin.
Bangun pagi. Entah kenapa kaki langsung menggigil. Tangan
juga. Semua terasa dingin. Sedingin saat ia bilang ‘baik’ saat ditanya apa
kabar. Damn! Mulai lagi badan menggigil. Saya langsung berselimut. Doh! Kepala
mulai pusing. Yak sedikit lagi pasti limbung dan YEAH!, yang saya lakukan hanya
mendekam di atas ranjang meringkuk. Hingga satu persatu dokter gadungan datang
bertanya dan membawakan obat entah dari apotik mana yang menganjurkan saat
seperti ini makan ciki.
Setiap bangun dari posisi tidur, mata langsung
berkunang-kunang dan mual. Tapi tidak keluar.
Saat itu saya merasa kalah. Komitmen pertama sudah gugur.
Ternyata saya bisa sakit juga. Bergantian mereka datang, ada yang bawa ciki tadi,
bawa susu kotak, bawa energen, sampai dibawain makanan, obat asli juga ada dan
saya bawa sampai ke desa, bahkan ada yang bawa gambar boboyboi, kaki saya
dipijit seikhlasnya wkwkwk (sorry to say), tengkuk saya dioles minyak meskipun
yang terasa hanya ada minyak tanpa panas yang melegakan (sorry to say, again),
masih ada orang yang ternyata memijit saya tiba-tiba tanpa diminta dan
pijitannya ampuh. Saya lega. Namun sakitnya terbawa sampai sekarang. Hiks.
Kemarin sempat sembuh, eh drop lagi gegara cuaca dan ….lama tak dipijit hehe.
Entah benar atau tidak, sakit di barak membuatmu merasa
seperti raja. Akan dihujani hadiah dan perlakuan. Satu sisi merasa senang ada
yang memperhatikan. Satu sisi merasa malu. Duh bayu, kamu itu harusnya kuat,
lemah banget sih sampai sakit segala, cengeng banget cuma sakit kepala sampai
narik perhatian banyak orang. Dasar manja.
Kepada orang-orang yang menjaga saya selama saya sakit, saya
berharap kalian juga diperlakukan seperti itu di desa sana. Tak mungkin orang
baik seperti kalian akan merasa sendirian saat sakit. Sakit boleh, menyerah
jangan.
Comments
Post a Comment