Kita yang duduk berdua karena hujan di siang hari.

Bagaimana awalnya kita bertemu dan dipasangkan, ini semua terjadi di bumi. Aku bahkan tak yakin kita berawal dari sini. Orang bilang dulu bisa jadi atom kita saling bertabrakan bersinggungan dan ketika Big Bang terjadi, kita berpisah tak tau arah hingga saat itu tiba. Kita bertemu di sebuah tempat yang membuat nafas kita berasap ketika kita bicara satu sama lain atau tidak pernah.
Terbawa suasana, iya.
Sehabis  itu aku dan kamu selalu bertemu dalam setiap kesempatan. Orang lain tentu saja mempertanyakan, akupun demikian. Benarkah apa yang orang lain sangka tentang kita ? kamu bagaimana ?
Aku sudah bertanya, kamu yang masih ragu. Aku juga tak ingin mengganggu tentang batas kita. Batas yang secara tidak sadar telah kita buat bahwa kita hanya sebatas teman. Benarkah demikian ?
Berulang kali mereka mencoba untuk memasangkan kita, dan aku hanya tersenyum. Namun semakin hari, kamu terlihat tidak nyaman. Apakah benar yang membuatmu tidak nyaman adalah keberadaanku disekitarmu ?
Aku pikir aku mengerti kamu sehingga kita tidak selalu diperhitungkan. Ternyata salah. Masih ada kesalahan yang kubuat. Aku bahkan tidak terlalu kenal siapa kita. Aku hanya tahu bahwa kita teman seperti janji yang mungkin saja terucap secara tersirat.
Aku coba menikmati permainan dan dor. Akhirnya kita bicara, mencuri waktu, menimbang keadaan dan menemukan jejak. Apa yang sudah terjadi sebenarnya ?
Orang-orang berpikir bahwa kejadian ini akibat kita berpangku amanah, sehingga saling merasa kalau kita pernah punya tekanan yang sama. Padahal bukan. Aku lebih peduli berapa banyak titik hujan yang kemarin membasahi aku dan teman-teman, berapa kali kita berhenti dan mengucap syukur karena banyak tempat yang indah meski diatas gunung dan mencoba menenangkan diri bahwa aku punya tanggung jawab.

Comments

Popular Posts