Ada apa di Natuna ?
Baru seminggu di Natuna. Apa yang kamu rasakan ? Apa yang
kamu syukuri ? Apa yang kamu ingin lampaui di Natuna ?
Jawaban atas ketiga pertanyaan diatas tergantung. Akan
cuaca. Akan ombak. Akan mendung. Akan hujan. Akan hari-hari yang telah kita
lewati.
Untuk aku sendiri yang sekarang menjadi warga Pian Tengah,
bingung kalau harus menjawab pertanyaaan diatas.
Pantainya biru dan hijau juga jernih airnya. Warganya ramah.
Penduduknya mayoritas Melayu. Berbahasa melayu. Kotanya kecil. Sinyal lumayan.
Lalu apa ?
Perasaannya adalah senang. Senang karena ini Natuna. Siapa
yang tidak senang ketika tahu akan ditempatkan di Kepulauan Natuna. Wilayah Terdepan
NKRI. Harga barang melambung tinggi dan hampir atau lebih dari 2x lipat.
Barang-barang dari Negara tetangga ditata berdampingan dengan produk dari
Negara kita. Rasanya senang, bisa mengetahui arti nasionalisme dari ujung
negri.
Rasanya sedih karena membayangkan harus bertarung sendirian.
Bertarung melawan ego sendiri untuk tetap membuat diri nyaman padahal tahu
kalau disana tak senyaman yang kita pikirkan. Bertarung melawan keadaan yang
benar-benar terjadi dan penuh drama. Bertarung melawan diri sendiri tentang
keputusan yang paling tepat dan bijaksana. Bertarung melawan rindunya rumah dan
kampung halaman.
Rasanya khawatir. Pian Tengah, letaknya di tengah hutan dan
dikelilingi perbukitan. Terletak di atas jalur sungai. Akses menuju kecamatan
harus naik Pompong (Perahu bermotor kecil) selama kurang lebih 1 jam. Khawatir
juga tidak bisa melanjutkan dengan baik apa saja program yang telah dijalankan
oleh Pengajar Muda sebelumnya. Khawatir tidak bisa berbuat lebih banyak jika
terjadi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Khawatir jika nanti di
tengah perjalanan aku memilih menyerah. Khawatir jika nanti aku akan membuat
malu teman-temanku, orang tuaku dan Indonesia Mengajar. Khawatir jika segala
ketidakpastian ini terjadi.
Rasanya juga gugup. Selalu. Bertemu dengan orang-orang baru
yang sebelumnya tidak pernah kita kenal. Bertemu dan berbincang dengan para
pegiat lokal yang selalu bersemangat sedangkan kita lelah hanya karena hal
sepele. Bertemu dengan guru yang keren. Bertemu dan tertawa bersama dengan anak
murid kita nantinya. Gugup. Selalu gugup.
Comments
Post a Comment