Perihal dipeluk
Sebelumnya saya akan merasa canggung jika ada yang memeluk.
Sekarang ketagihan *lho. Sebelum berangkat ke camp, ada yang memeluk seakan
saya pergi jauh dan selamanya. Saya hanya menatap heran, hei. Saya jadi merasa
apa yang ia rasakan saat itu. Tangannya hangat dan membuat saya merasa
‘ternyata saya pernah membuat orang lain merasa terinspirasi’ … dalam momen
seperti itu saya merasa berarti.
Di camp, kamu akan dipeluk sesering mungkin. Awalnya kamu
merasa aneh, canggung dan ingin melepaskan diri. Ini apa sih ? apa tujuannya ?
buat apa pakai acara pelukan segala ? tapi entah kenapa semakin kita dipeluk
erat, semakin ingin melepaskan diri, semakin kita merasa ingin dipeluk lebih
lama lagi. Bukan bermaksud merasa apa, tapi ada sebuah perasaan lain yang mengalir.
Lebih tenang, lebih merasa dihargai bahkan lebih merasa diterima.
Dari minggu ke minggu, semakin banyak pelukan yang kamu
terima. Kamu juga mulai memeluk orang lain namun kali ini dengan alasan. Bisa
saja karena tubuhnya lebih hangat dibandingkan tubuh kita. Bisa saja untuk
menenangkannya. Bisa saja untuk membagi perasaan apa yang sedang kita rasakan. Bisa
saja karena iseng atau gemas.
Ada pelukan yang akan aku rindukan. Pelukan saat perpisahan.
Entah kenapa setiap perpisahan membuat pelukan ini semakin memiliki arti. ‘Aku
ingin perpisahan ini menjadi tanda bahwa kita tidak ingin terpisah oleh jarak
apapun alasannya’ selain perpisahan, banyak momen yang membuat kita memeluk
satu sama lain. Ketika sesi sehabis survival, kita diminta untuk menemui orang
yang pertama kali ingin kita sampaikan sesuatu. Ini sesi membuat emosi semua
orang keluar perlahan meskipun aku sudah janji tidak akan keluar air mata, tapi
tetap, sesuatu yang sentimental seperti ini membuat hati nyess perlahan.
Ya siapa saja bisa kita peluk tanpa alasan. Ini tanda kita
sayang bukan karena dibatasi oleh agama, suku, tingkat kerajinan menulis jurnal
dan makanan favorit.
![]() |
pelaku pemeluk dan korban dipeluk |
Comments
Post a Comment