Rekomendasi Tontonan Kependidikan

Baru kali ini angguk-angguk kepala tanda paham setelah nonton beberapa episode sebuah drama korea yang berjudul Black Dog. Sebuah drama bertema pendidikan namun bukan tema pada umumnya yang disajikan dan fokus pada kelakuan siswa-siswa yang ngeselin tapi sesekali juga uwu. Kali ini tema dramanya adalah bagaimana sistem pendidikan di Korea Selatan tapi dari sudut pandang guru-guru SMA swasta. 

Wah sudah mengerucut kan. SMA dan sekolah swasta. Apakah ada intrik? Apakah ada yang menarik? Apakah ada dialog-dialog romantik nan uwu yang bisa membuat penonton memasang-masangkan antar tokoh menjadi jagoan couple of the year yang seringkali bikin ambyar? Tidak ada wan kawan. 

Yha maksudnya berkaca saja dari masa SMA kita sendiri. Sedikit banyak pasti juga tau lah tentang kondisi sekolah. Apalagi kalau sudah menjadi anak emas seorang guru yang entah kamu anak osis, anak bintal, anaknya dpr, yang sering tidur di kelas atau yang juara lari. (Bintal : eksul agama di sekolahku, hahha)

Menurutku drama ini sangat menarik karena baru kali ini guru menjadi sorotan. Ya, semua episode adalah mengisahkan tentang kesulitan yang dialami guru baru, kekhawatiran terhadap sistem sekolah dan kecemasan mengenai jenjang karir mereka. Sesekali ada bersitegang dengan guru senior, tapi pasti selalu ada jalan keluar kok. Berkat drama ini gue jadi tau bahwa ya guru punya hal lain yang dipikirkan selain urusan mereka sendiri. Kebahagiaan anak murid. 

Terus jadi ingat semasa pernah jadi guru. wih, tanpa tanda jasa banget nih bay? Hahaha. Fokusnya nggak kesitu sih. Aku jadi mikir sih harusnya aku membekali diri dengan nonton beberapa drama korea atau film sekalian tentang kehidupan sekolah. Aku ngerasanya begini, karena bukan dari jurusan pendidikan sehingga merasa insecure tentang sedikit sekali pengalaman dan ilmu tentang dunia mengajar. Pelatihan internsif pun juga masih kurang dari segala transfer ilmu. Ketika sudah berhadapan dengan murid di kelas dan duduk di ruang guru, semuanya tergantung nalar, naluri dan akal sehatmu. 

Maka, aku mau kasih saran judul drama korea atau film yang mungkin bisa membantu kalian memahami ‘begini loh dunia mengajar itu’ untuk kalian yang ingin terjun menjadi relawan mengajar. Karena, tidak jarang kita terlalu percaya diri dengan diri kita untuk menantang diri mengajar di depan anak murid. Padahal pengalaman kita selama ini hanya bersumber dari masa kita sekolah selama menjadi murid yang sudah terjadi beberapa tahun silam. 

Teacher’s Diary (Thailand, 2014)

Nah filmnya sesuai dengan harapan dan ekspektasi netizen. Uwu. Romantis. Film ini mengisahkan tentang dua orang guru yang mengajar di sebuah sekolah yang sama dan terletak di daerah sepi penduduk. Dua orang guru ini mengajar pada waktu yang berbeda. Saya suka gaya bangunan sekolahnya. Berupa rumah lanting (?) yang mengapung di pinggir danau. Aesthetic. Instagram-able. Kedua guru ini berhubungan lewat sebuah buku diari yang tertinggal di sekolah tersebut. 

Film ini ngasih gambaran bagaimana cara menangani anak kelas rendah dan kelas rangkap. Karena satu sekolah isinya hanya ada 5 murid dan satu kelas jadi papan tulisnya dibagi menjadi berapa bagian tuh. Film ini menerangkan dengan jelas bagaimana keterbatasan media belajar tidak menyurutkan seorang guru untuk berpikir kreatif.  Manajemen kelas yang bagus juga bukan berarti semua alat dan media tersedia lengkap. Satu scene yang paling kusuka adalah ketika gurunya menjelaskan tentang apa itu kereta api kepada muridnya dengan cara naik perahu. 

Freedom Writers (USA, 2007)


Kalau yang ini ngasih gambaran cara menangani kelas dengan diversity yang besar. Manfaatnya adalah kita dikasih tau bahwa meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, karena di penempatan biasanya adalah perbedaan suku, maka setiap murid juga datang ke sekolah dengan medan perang yang berbeda. Bahwa setiap murid tidak sama kondisinya. Padahal mereka memiliki problematika yang sama dan selevel. Tugas kita sebagai guru adalah membantu mereka memecahkan batu besar itu.


Masih banyak hal yang bisa dipelajari dari film ini. Saya ngasih satu tips sih, datanglah sebagai guru dengan senyum dan mengajak mereka tertawa. Anak SD kan gampang banget ketawa, tuh. Tetapi, anak SD juga punya masalah yang berat kok. Dengarkan dan pelajari. 

School 2013 (Korea Selatan, 2013)

Nah lumayan lengkap, referensi dari tiga Negara. Dari sekian banyak drama korea tentang sekolah, saya lebih memilih drama ini sebagai drama yang ngasih gambaran lengkap tentang kondisi sekolah. Iya, meski ada scene romantisnya, yang bisa kita skip kalau tidak suka. Tapi rugi loh, hehe. Kondisi kelas mereka mendekati realitas di lapangan yang dengan beragamnya kelakuan anak murid. 

Sebuah gambaran mengenai kelas besar dengan isi ketua kelas yang misterius, si juara satu yang 'pintar', murid yang agak nyentrik, si biang gosip, si atletis, si penabuh genderang, murid pindahan yang ikut-ikutan misterius dan sekelompok pembuat masalah. 

Yang bisa kita pelajari dari drama ini adalah bagaimana seorang guru bersikap ketika mendapati anak muridnya mengalami masalah. Juga bagaimana seorang guru menenangkan kelas hanya dengan satu puisi. Sistem peringkat di sekolah juga bikin pusing kan dan pasti ada pikiran ingin memberontak dan berharap dunia langsung menjadi lebih baik. Banyak quotes bagus di serial ini, itupun kalau memperhatikan ya.

Raatcahsi (India, 2019)


Film ini akan menjelaskan dari sudut pandang kepala sekolah di sebuah sekolah yang berada di kota kecil. Kepala sekolah ini datang dengan visi dan misi yang bagus dan berharap bisa merubah sekolah menjadi lebih baik. Apakah berjalan lancar? Oh anda tahu sendiri lah ya sekolah itu bagaimana. Akan selalu ada orang yang bisa kita sebut penentang perubahan, ada yang setengah hati menerima perubahan tapi tentu saja ada yang pendukung perubahan

Namanya film dari India, kita bisa abaikan scene romantisnya yang kadang manis banget juga nggak, pahit juga nggak, gemas sendiri lah. Satu scene yang bikin saya suka banget adalah saat ada anak murid yang ngasih bunga ke kepala sekolah yang baru. Kocak sekaligus bikin senyum-senyum sendiri. Pernah ya, Bay?

Dari Indonesia sendiri nih bagaimana? Masa nda ada si?
Sayangnya belum ada yang suka banget. Kalaupun harus dimasukkan, saya pilih Laskar Pelangi karena saya suka novelnya.

Comments

Popular Posts