Makan-makan di Natuna part 3
Akhirnya sampailah di penghujung tulisan bertemakan kuliner yang ditulis berdasarkan ingatan dan sedikit naluri si penulis. Masing-masing part terdapat lima belas foto beserta keterangan tentang makanan tersesbut yang ditulis seadanya. Untuk beberapa makanan di bawah ini, penulis dapatkan ketika sedang di ibukota Natuna, Ranai dan di desa penempatan.
Banyak makanan khas dan banyak juga yang sengaja bikin karena mau makan itu sedangkan tidak ada yang jual di Natuna. Masih banyak sebenarnya foto makanan, cuman mikirnya nanti deh ditambahkan karena fotonya tidak layak untuk ditampilkan. Oh iya part 1 dan part 2, sudah bisa dibaca. Silahkan.
![]() |
35. Kue nggak tau namanya |
Minggu siang dan lagi nongkrong depan rumah. Gabut. Tiba-tiba ada anak murid yang jualan kue ini sambil keliling. Memang karena saya anaknya mudah lapar dan penasaran sama jajanan, jadilah beli kue ini. Satu porsi dijual seharga Rp. 5000.
Terlihat sekilas mirip dengan kue putu yang biasanya dijual gerobakan dengan bunyi khasnya kalau lewat. Rasanya juga mirip. Tepung beras yang dikukus dengan pewarna hijau dengan perasa pandan. Ditaburi kelapa parut dan ada isian gula merah di dalamnya. Cuman lupa apa nama lokalnya. Yang menarik adalah, bungkus kue ini yaitu daun jati. Lucu sih.
![]() |
32. Brownies Cokelat ala Padang Kurak |
Seingat saya, kue ini saya bikin bersama dengan Hanna dan Dita, ketika sedang merayakan Idul Adha karena pengen ngemil sesuatu yang brownies banget. Ya sudah, cari resep, beli bahan dan kemudian bingung bagaimana dengan alat baking-nya? Alat pinjam milik tetangga Dita, sedangkan bahan kita menemukan dengan tidak sengaja ada toko yang jual bahan dan peralatan baking lengkap sekali di tengah kota Ranai. Dari depan, tokonya hanya terlihat jual oven biasa, ketika masuk maka akan terlihat di rak, susunan bahan kue segala rupa seperti cokelat batangan, keju, cream dan berbagai hiasan ulang tahun. Saya sudah lupa berapa budget untuk bikin ini.
![]() |
33. Chicken Steak saus Barbeque |
Meskipun Natuna letaknya tidak nampak di peta, tapi disini juga ada loh yang jualan steak ala-ala. Kenapa kutambahkan ala-ala, karena steaknya tipe steak di warung makan franchise yang sering banget beli sewaktu di Banjarbaru hehe. Isinya lumayan, ada kacang panjang, wortel, kentang dan sausnya juga enak. Warung ini saya temukan tidak sengaja saat keliling kota Ranai bersama Dita.
![]() |
34. Pentol Mak Wo |
Bulan-bulan terakhir di penempatan, saya baru tau kalau ada warung di belakang gedung sekolah yang jualan pentol. Kok bisa saya tidak sadar? karena biasanya kata Mak Wo sudah habis duluan diborong anak-anak. Mendengar hal begini, besoknya saya antisipasi dengan beli pagi-pagi atau gak pesan duluan haha. Harganya murah, sambalnya adalah saos kacang dan kecap yang mengingatkan saya dengan sambal siomay Pagatan haha. Saya biasanya beli Rp. 5000 sudah dapat banyak.
![]() |
35. Es Krim Alfamart Bukit Raya |
Ini informasi dari teman yang sering banget naik kapal Bukit Raya kalau ada alfamart di dek atas. Jadilah anak-anak yang jarang naik kapal besar pada penasaran dan beli es krim dan serangkaian makanan khas toko swalayan ini. Sensasinya aneh sih, makan es krim di tengah laut lepas dan diatas kapal hehe.
![]() |
36. Dodol Nangka |
Nah kalau ini adalah oleh-oleh khusus ketika berada di pulau Serasan. Seingat saya satu bungkus dodol Nangka dijual seharga Rp. 15.000. Dodolnya dibungkus dengan daun pinang dan diikat layaknya kado ulang tahun anak-anak. Saya baru tau kalau Nangka bisa dijadikan dodol ternyata, ya semua buah sih bisa asal mau aja bikinnya. Sayang sekali rasa nangkanya jadi hilang dan lebih dominan manis akibat gula dan tepungnya. Mungkin karena saya saja yang kurang beruntung, karena saya coba dari porsi yang lain lumayan muncul rasa nangkanya. Dodolnya terasa empuk dan tidak terlalu liat seperti pada dodol umumnya yang bentuk fisiknya agak lemah gemulai.
![]() |
37. Bubur Ayam Pasar Ranai |
Ketemu warung bubur ayam ini ketika sedang menunggu geng cewek yang lagi belanja, akhirnya nyobain lah buburnya, eh ternyata enak banget. Saya bisa katakan enak karena kuahnya yang asin karena pakai kaldu ikan. Trus ditabur dengan ikan teri asin jadi semakin mantap. Bubur dari beras yang tanpa bumbu alias hambar ketika dimakan dengan kuah kaldu ikan dan ada ikan teri keringnya itu menurut saya sebuah cita rasa bubur yang lain. Sedap. Semangkok harganya Rp. 10.000
Selain bubur, warung ini juga jualan lontong sayur. Tempatnya persis di pojokan pasar Ranai.
![]() |
38. Bubur jalan |
Saat itu saya sedang sakit demam dan maunya sarapan bubur ayam saja. Akhirnya nyari lah warung bubur ayam bersama Latin, eh nemu di samping tempat cuci mobil. Rasanya enak soalnya lagi sakit dan memang pengen makan bubur. Kenapa saya bilang enak? karena kuah kaldunya pas di lidah, tidak manis, tidak hambar dan cenderung asin dan berasa ada lemak ayam. Namanya juga bubur ayam, maka akan mendapat suiran ayam rebus. Nah disini ayamnya buka ayam rebus yang terlalu lemah kalau dimamah, semacam ayam yang suda diungkep sehingga ada rasanya tersendiri. Memang taburan paling sesuai untuk bubur ayam adalah, bawang goreng, daun bawang dan kerupuk hehe.
![]() |
39. Sajian pesta di ruang guru |
Setiap sabtu, biasanya guru-guru di SD penempatan saya suka bikin acara makan-makan bersama. Menunya? jangan ngiler. Seafood dong. Kadang cumi masak pedas, kadang kepiting, kadang ikan bakar dengan sambal ijo. Menulis beginian saja bikin air liur saya menetes. Ayam gulainya saja kadang pakai tambahan bumbu seperti daun kesum atau apalah sehingga rasanya tu beneran rasa baru seperti sensai pedas dengan ada rasa aneh di lidah tapi sampai ke hidung baunya. Yak itulah daun kesom.
Inilah salah satu hal yang saya rindukan dari Natuna, kebebasan untuk makan seafood dan kuliner lain yang berlemak.![]() |
40. Kerang Botu |
Makanan ini dihidangkan ketika sedang menginap di rumah Ibu Era di Sedanau. Ketika itu dalam rangka menghadiri perlombaan yang diselenggarakan oleh PGRI Kec. Bunguran Barat. Sebagai penyuka seafood, kerang botu dimasak dengan cabai segala ukuran dan pedas begini tidak boleh dilewatkan. Saya perhatikan, beberapa seafood akan dimasak dengan style seperti ini, ditumis dengan bumbu cabe giling/tumbuk dan sedikit gula garam, tanpa penambah bumbu lagi. Sungguh orginal. Sengaja saya foto karena kalau tidak, sudah habis duluan. Maklum, guru sd itu pada lapar mata dan perut kalau lihat beginian.
Akhir kata, terima kasih kepada diriku sendiri akhirnya bisa juga menyelesaikan tulisannya. Sebenarnya, keinginan untuk mengulas makanan di Natuna sudah ada sejak pulang dari bertugas kemarin, tapi belum sempat dan belum mau karena susah move on.
Setelah selesai baru sadar, ada makanan khas Ranai yang ketinggalan di post, kue dari Happy Bakery!.
Comments
Post a Comment