Tentang Bahasa Banjar

Tulisan pertama dalam seri bahasa Banjar.

Akhir-akhir ini saya sedang tertarik baca-baca dan melakukan sedikit riset mengenai kosakata bahasa Banjar. Hal ini datang begitu saja tanpa trigger apapun. Murni hanya memenuhi rasa keingintahuan saya. Dimulai dari mengumpulkan kosakata bahasa Banjar yang sudah jarang saya gunakan dan menuliskannya sampai melakukan pencarian di google dan mendapatkan sebuah kamus online. Setelah membaca kamus tersebut sampai habis saya merasa bahwa isinya belum terlalu lengkap.

Pencarian beralih ke beberapa jurnal dan artikel di internet. Sedikit demi sedikit saya mulai menemukan beberapa kata yang pernah saya dengar dulu dan sangat jarang terdengar belakangan ini dan mengumpulkannya untuk menjadi kamus saya sendiri. Beberapa hal saya temukan seperti ada satu kata yang ternyata memiliki banyak arti sehingga saya bingung sendiri manakah arti kata tersebut yang benar atau memang jamak bahwa satu kata memiliki banyak arti?

Berikutnya saya akan berusaha membuat tulisan dalam bahasa Banjar. Pertama mungkin akan dalam bahasa Banjar pergaulan dan pelan-pelan akan menjadi bahasa Banjar formal yang saya juga tidak tau bagaimana bentuk formal sebenarnya sejak bahasa Banjar bukanlah bahasa tertulis hehe. 

Setelah membaca beberapa kosakata dalam kamus bahasa Banjar dialek Hulu, maka ada beberapa hal yang bisa aku simpulkan (menggunakan kemampuan sotoy dan deduksi yang lemah)

1.       Kosakata bahasa Banjar memiliki banyak kata untuk menjelaskan kegiatan membakar, mungkin dikarenakan budaya masyarakatnya yang suka membakar sesuatu, entah barang atau perasaan hiya hiya hiya. Enggak deng, kurasa ini berkaitan dengan kebiasaan membakar lahan ketika akan berladang. Maka banyak sekali istilah mereka untuk membakar sesuatu. Beda barang yang dibakar, atau besarnya api atau bahkan sedang berada dalam proses apa, maka akan berbeda juga istilah penyebutan untuk ā€˜membakarā€™.

 

2.       Kosakata bahasa Banjar juga memiliki banyak kata untuk menjelaskan proses memancing ikan. Hal ini aku simpulkan mungkin karena berkaitan dengan kegiatan masyarakat pada zaman dahulu yang sehari-harinya adalah mengumpulkan hasil alam seperti berburu ikan. Iya kan zaman dulu mana ada konsep menjual dan membeli sehingga tidak terbiasa untuk melakukan budidaya ikannya tetapi mengambil apa yang ada di alam. Bahkan kosakata pasar saja berakar bukan bahasa asli Banjar.

 

Nah, sebenarnya bahasa asli Banjar juga masih simpang siur. Bukan tidak jelas, tapi masih sedikit referensi yang menyebutkan darimana kah berasal. Sehingga sebagian kata yang dipakai sekarang sudah mengalami banyak perubahan dan penyerapan dari bahasa lain. Termasuk saya hahaha logatnya yang tersisa adalah logat Pagatan, bahasa Banjar dengan logat Bugis wkwkw.

 

3.       Kemudian, Bahasa Banjar memiliki banyak istilah untuk tampilan fisik seseorang dan termasuk macam-macam jenis suara. Maka aku simpulkan adalah orang banjar suka sekali mengomentari rupa orang, alias body shaming sejak dulu. Hahahaha. Sekaligus kagum bahwa bahasa banjar kaya akan kosakata untuk berbagai macam bunyian. Bahkan penjelasannya sangat rinci mengenai benda apa yang sedang disebutkan tersebut.

 

4.       Bahasa banjar juga kaya akan istilah yang digunakan untuk proses penanaman padi mulai dari menyemai hingga memanen. Termasuk alat yang digunakan. Hal ini sih sudah pasti yak arena bertani adalah pekerjaan segala umat di Indonesia. Saya pikir segala suku yang bahasanya masih lestari sampai sekarang punya kosa kata tersendiri untuk pekerjaan menanam padi ini.

 Saya baru mengetahui hal ini ketika kuliah di Pertanian, bahwa petani Banjar punya tahapan sendiri dalam bertanam padi. Syukurnya kita diberikan kesempatan untuk eksplore sendiri tahapan, alat dan prosesnya tersebut. Bagi yang tertarik sih sebenarnya.

Menariknya juga adalah bahwa menurut artikel yang pernah saya baca, Bahasa Jawa memiliki kosa kata lengkap untuk segala jenis bentuk butir padi. Dari tangkai hingga kulit padinya. Nah, saya penasaran juga, apakah Banjar punya istilah tersebut. Saya menduga sih ada cuman masih terkubur aja.

 5.       Bahasa Banjar juga memiliki banyak istilah untuk emosi seperti menangis, marah dan menjelaskan benda yang pecah. Lalu kegiatan seperti jatuh dan memotong. Ada satu anekdot yang bikin saya senyum-senyum sendiri yaitu poster dibawah ini.


Yah sebegitu randomnya. Nah bahasa banjar juga kaya akan kosakata dalam hal ke-perahu-an yang mana menaiki perahu adalah salah satu hal yang sangat lumrah di jaman dulu karena pengaruh geografisnya yang banyak sungai dan akan terendam jika musim hujan tiba. Jadi hei kalian anak luar Kalimantan, kami gak bepergian naik babi ya, tapi mengendarai perahu, 11-12 lah sama Luffy yang naik kapal bajak laut (kata seseorang yang tidak bisa mengendarai perahu dan jarang naiknya)

 Apa gunanya saya melakukan itu? Maksudnya apa gunanya mengumpulkan banyak-banyak kosakata Bahasa Banjar? Bahkan jika saya adalah separuhnya saja berdarah Banjar?

Ya, karena saya memerlukannya. Untuk kebutuhan tulisan saya. Siapa tahu teman saya ada yang tertarik untuk membuat puisi dalam bahasa Banjar dan perlu kata-kata yang memiliki rima, maka saya punya stok-nya. Selanjutnya begini, saya akan menjadikan Bahasa Banjar adalah salah satu komitmen saya dalam hidup ke depannya.

Ada satu hal yang merasuk pikiran saya tadi malam ketika membaca sebuah cuitan di Twitter. Hiduplah meski untuk hal sederhana.

Hiduplah meski untuk mendengar lagu terbaru idolamu.
Hiduplah meski untuk mendapatkan kupon promo di minimarket depan gang rumahmu.

Maka saya, mengumpulkan kosakata bahasa Banjar adalah salah satu alasan saya bertahan hidup.

Comments

Popular Posts