Rahasia kecil : Yogyakarta

Sini aku beritau salah satu rahasiaku. 

 

Salah satu kota di Indonesia yang paling aku suka adalah Yogyakarta. Sejak kuliah dulu ingin sekali bisa pergi kesini namun belum ada kesempatan. Apabila ada kegiatan mahasiswa selalu lolos yang diadakan di Bandung. Maka Yogyakarta dan Bandung menjadi dua kota yang aku suka. Keduanya punya ciri khas yang dibentuk oleh masyarakatnya sendiri dan dipertahankan sampai sekarang. Meski sudah tahun 2019, namun kedua kota itu punya daya magis tersendiri untuk wisatawan. 

 

Seingatku, sudah tiga kali pergi ke Yogyakarta, berikutnya akan aku singkat menjadi Jogja. Pertama kali Desember 2017 dengan tim Natuna dan hanya sempat satu hari saja keliling. Kedua kali pada Juli 2018 dan ditemani oleh Marina dan hanya satu hari juga. Ketiga kalinya ini pada April 2019 dengan Zai, teman smaku dan bisa selama tiga hari. 

Kok mau ke Jogja terus? banyak duit yha anda? hahaha mengapa yha, kurasa Jogja selalu menyuruh diri ini untuk selalu pergi kesana. (Bilang aja karena suka Angkringan, Bay, hehe). Berikutnya aku akan bercerita kemana saja aku pergi selama di Jogja. Memang, tempat-tempat ini adalah tempat umum yang penuh dengan orang, tapi bisa jadi spesial. 

 

Keraton Jogja. Bicara tentang tempat ini, berarti akan bicara tentang tempat-tempat yang juga dekat dengan ini. Penuh dengan para pedagang di sekitar pintu masuknya. Dagang apa saja. Es jeruk. Blankon. Buku primbon. Seruling. Dompet batik. Baju batik anak. Kalau masuk ke dalam Keraton, didalamnya ada koleksi benda-benda. Seingatku, terdapat foto-foto, kemudian pendopo untuk tarian. Tempat ini hanya menghadirkan atmosfer Keraton jogja bukan seperti Museum yang penuh dengan benda-benda bersejarah. 

 

Malioboro. Saya tidak begitu tertarik belanja. Maka Malioboro tidak pernah masuk dalam list tempat yang harus didatangi. Tahun 2017 pergi kesini, hanya mampir ke Raminten. Tahun 2019 hanya mampir ke Malioboro Mall untuk parkir dan nyari bioskop yang ternyata tidak ditemukan saudara-saudara. Malioboro ini sudah dikenal sebagai wisata belanja barang-barang murah dan barang hits 2019 : Bakpia Kukus. 

 

Raminten. Tempat makan yang terletak diatas toko yang jualan pakaian batik. Bagi yang tidak terbiasa dengan kemenyan dan bau-bauan yang mengingatkan kita akan kegiatan perdukunan maka bersiaplah cemas karena di berbagai sudut bangunan ini banyak terdapat kemenyan yang dibakar. Kalau tempat makannya sendiri berada di lantai paling atas. Di seberang tempat makan ada panggung show yang rupanya setiap weekend bakalan ada show yang mbuhlah tentang apa soalnya belum pernah nonton. 

 

Taman Sari. Saya suka tempat ini terkecuali saat hari libur dan weekend. Soalnya di kedua hari itu pasti penuh nuh nuh nuh dengan manusia. Anak sekolahan yang lagi study tour, rombongan abege yang berfoto di setiap sisi dan grup keluarga yang biasanya suka menggerombol. Saya penganut aliran kepercayaan jalan-jalan yang nyepi. Otomatis lebih suka ke tempat yang lebih sedikit orangnya. Lebih baik pergi ke situs ini ketika weekday. Saran saya di hari selasa atau rabu dan menjelang sore sekitar jam 3an dijamin lancar aman damai bahagia. 

 

Situs Warung Boto. Aku baru saja mengunjungi ini karena menemani teman yang mau kesini. Aku  pikir situs ini akan seperti situs Taman Sari yang berupa kompleks bangunan peninggalan zaman dulu yang ā€˜rame’ dalam artian akan banyak hal yang bisa dilihat. Ternyata bangunan ini hanyalah sisa reruntuhan bangunan zaman dulu yang aku lupa apa fungsinya karena penjelasan bangunan ini diletakkan di belakang situs dan agak jauh. Kemarin kesana sewaktu hari minggu sore dan penuh dengan anak muda yang berfoto karena wew, feed rapi dan ciamik adalah kebutuhan utama remaja masa kini. Sayang sekali tempat wisata ini belum bisa digali lebih banyak informasinya. 

 

Candi Ijo. Tempat ini juga baru aku kunjungi. Sebenarnya sudah dari lama ingin sekali pergi ke Candi karena penasaran dengan bentuknya, bangunannya dan isi dalamnya apa secara di Kalimantan tidak ada candi. Semua ingin mengunjungi candi besar lainnya eh tapi lebih enak mager di homestay karena kasurnya enak dan ada bungalow untuk rebahan sambil main twitter.

 

Candi, bangunan yang namanya dahulu hanya bisa aku baca di buku paket pelajaran Sejarah dan bayangkan akhirnya di tahun 2019 bisa main kesini. Rasanya seperti main ke set film Angling Darma atau misteri gunung berapi. Membayangkan orang-orang ribuan tahun lalu berkegiatan di sekitar candi itu adalah hal yang menyenangkan. Candi di Indonesia ini bisa sebenarnya menjadi ide cerita film science fiction, konsepnya seperti Kimi no Nawa, hubungan antara pemuda zaman majapahit dengan gadis millennial tahun 2019 yang saling bertemu di Candi. Ekekekeke. Halu!

 

Tempo Gelato. Sumpah ini enak (secara anak Pagatan belum pernah makan gelato, paling makan es dung-dung). Meski sekarang banyak yang jualan gelato di Jogja, di tempat ini setidaknya harus nyobain beli hehe. Aku pertama kali kesini karena diajak Marina dan awalnya biasa saja karena aku bukanlah orang yang suka makan eskrim dikarenakan gigi depan sensitive sama makanan yang sangat dingin. Es batu aja jarang makan apalagi gelato. Kemarin pesan rasa kayu manis dan satulagi lupa rasa buah-buahan lah yang warna kuning. Apa bay? Langsat kah? Tiwadak kalo lah. 

 

Kebun bunga Matahari Pantai Samas Bantul. Panjang ya namanya. Niat kesini pakai google maps hanya karena mau lihat kebun bunga matahari secara pernah gagal menanam bunga matahari. Eh ternyata kebunnya lagi masa ā€˜menopause’ soalnya semua Bunga baru saja mekar beberapa hari yang lalu sehingga hanya tersisa bunga yang melayu karena sudah umurnya. Yang mau pergi kesini tolong perhatikan yha kapan bunganya mekar haha. 

 

Museum Ullen Sentalu. Terbaik! Bagiku ya. Bangunan museumnya keren. Diperhatikan betul. Penataan patung, tanaman dan koleksi barang ditata dengan benar. Bagai berkunjung ke rumah orang kaya. Isinya didominasi oleh barang peninggalan ā€˜Raja-raja Jawa dan keturunannya’ hehe. Banyak spot foto asyik tapi tidak boleh berfoto hehe. Guidenya oke. Sangat rinci menjelaskan setiap barang yang dipajang. 

 

Kesan : Jogja itu keren. Lain kali mau lagi lah berkunjung sambil jalan kaki atau naik sepeda, tapi gak seru kalau sendirian. Ada beberapa hal random yang terpikir selagi berada di Jogja yaitu mengapa anak muda Jogja kalau bawa motor suka ngebut apalagi kalau belok? Mengapa angkringan di Jogja enak? Ada sekolah khusus belajar tentang angkringan gak ya? kalau ada aku mau lah belajar.

 

Hal lainnya adalah kalau bertanya/diberitahu tentang arah selalu nyebut selatan, utara, barat dan timur ya gusti dimana itu arah selatan kenapa tidak bilang saja kiri kanan lurus atau putar balik haha. Pernah ngelewatin kawasan padat penduduk yang tidak ada pohon sama sekali dan ini nih yang bikin Jogja panas kering atau kata orang Banjar itu panas manggantang. 

 

Setelah tiga kali kukunjungi, Jogja masih menyisakan tanda tanya dariku. Bagaimana caranya warga Jogja menyimpan warisan dari zaman dulu? Warisan ini bukan hanya bersifat benda tapi lebih ke sesuatu yang tidak bisa dilihat seperti tata krama. Bagaimana warga Jogja masih melakukan hal tersebut dan mempertahankannya. Bagaimana warga Jogja mempersiapkan warisan itu untuk generasi berikutnya. 

 

Tapi pertanyaan terbesarku adalah, apakah Jogja yang aku temui 2019 ini adalah Jogja yang sama dengan zaman dulu. Bangunan dan situasi boleh berubah, tetapi ada yang tidak dong. Jati diri.

 

Comments

Popular Posts