Belum Boleh Liburan

Pergi ke suatu daerah itu membuat perasaan campur aduk. Apalagi daerah tersebut belum pernah dikunjungi dan sudah dari dulu mau pergi kesana. Setelah penantian lama, akhirnya datang juga kesempatan untuk menginjakkan kaki ke sebuah daerah yang menurut Abah saya adalah daerah asal nenek moyang saya. Yap, Eropa. He, bukan, makassar.
Kesempatan ini datang setelah saya mendapat kabar untuk mengikuti Direct Assesment Tahap II yang akan diselenggarakan di Makassar.Sebenarnya ke Makassar bukanlah satu-satunya pilihan. Karena kebetulan sekarang berduit *ehem, dan kota lainnya sudah pernah dikunjungi seperti Surabaya dan Jakarta, namun ada pilihan Yogyakarta dan Medan. Selidik punya selidik *maksudnya ape ni, ternyata tiketnya murah ke Makassar PP, maka mantaplah hati ini memilih Makassar yang ternyata dapat berkah saat penerbangan pulang.
Sebelum berangkat, malamnya saya tidak bisa tidur bukan karena gugup tapi karena ulah dua anak yang baru mendaftar kuliah yang numpang tidur dikamar kawan sekos, mereka memutar musik sepanjang malam! Bangking! Yang satu mutar musik indo yang satu musik dj. Ampun dah! Alhasil saya flu berat, sampai bandara pun bersin-bersin terus. Masuk pesawat juga bersin-bersin terus. Sesampainya di bandara Sultan Hasanuddin juga tidak sempat foto-foto padahal bandaranya bagus. Banget malahan. Kaya bandara di luar negri, tapi tetap aja calo taksi dimana-mana dengan aksen yang sudah dikenal. Hmm Welcome to your ancient home, handsome boy!
Untunglah di Makassar ada teman yang kenal di sewaktu ada acara di Bandung. Yusri namanya. Sebelumnya kupikir Yusri adalah si teman satunya yang sekarang jadi ketua Bem, eh ternyata dia pernah jadi ketua salah satu UKM di kampusnya. Hehe. Salah orang nih. Aku menginap di kosannya yang terletak di belakang kampus Unhas. Kampus Unhas bagus ya. Serasa berkuliah di kebun raya. Asri. Banyak pohonnya tapi jalannya yang pusing banyak mutar. Malamnya saya sudah merasa tak enak badan. Mana besok paginya dimulai jam 7 pula.
Singkat cerita, ternyata saya salah baca waktu testnya. Saya pikir jam 7 pagi biasa waktu banjarmasin, ternyata jam 7 WIB yang artinya jam 8 WITA. Seharian saya merasa kurang enak badan. Mana Acnya serasa dingin maksimal. Alhasil saat menyentuh air, rasanya badan ini gemeteran. Ya sudah, berusaha maksimal aja. Hingga seminggu setelahnya, saya masih merasa sakit dan tak enak badan. Tidak tahu harus menyalahkan siapa.
Sehabis mengikuti DA, malamnya badan saya menggigil hebat. Aih, seandainya bisa, saya hanya ingin istirahat di kamar kos sendiri, lha ini di kamar kos orang yang jauhnya ratusan kilometer dari kelapa gading II. Acara jalan-jalan pun saya paksakan karena sudah di Makassar rugi tak jalan-jalan, padahal badan maunya istirahat tapi dipaksakan buat melayang kemana-mana. Sampai ke Bantimurung, ekspektasi saya adalah bisa melihat banyak kupu-kupu beterbangan dan bisa berfoto layaknya film Disney. kenyataannya sepanjang treking di jalur cuma 1-2 kupu-kupu yang terlihat. Mana kerajaan kupu-kupunya ?  Akhirnya saya cuma menikmati ke Benteng dan belum sempat leyeh-leyeh di Pantai Losari. Saya juga mengira bakalan bisa berfoto dengan latar huruf Pantai Losari. Nyatanya saat sampai disana sudah malam dan .......lautan manusia.
Saat pulang dan sampai di bandara Syamsuddin Nur, saya pikir saya akan dijemput selayaknya sseorang atlit yang habis dapat emas di olimpiade. Bakalan bisa tiduran di kos. Nyatanya saya diculik! Dipaksa ikut mobil orang buat lihat sunset di Gunung Kayangan, malaha awalnya mau ke pantai Jorong. Ampun, makan malam di Bakso Pelaihari, malamnya nongkrong di Siring Tendean dan sepanjang jalan nyanyi-nyanyi tak jelas. Yawla. Niatnya dari awal mau liburan malah dapat cobaan. Hidup itu berat kawaaaaaan!

Comments

Popular Posts