Persiapan tinggal di Banjarmasin
Gimana rasanya begitu tau akan pindahan ke Banjarmasin? Senang? Tentu saja. Kenapa? Karena akhirnya akan merantau lagi, tinggal di tempat baru lagi, eksplor hal baru lagi, lagipula saya belum pernah merasakan tinggal lama di Banjarmasin. Sedari dulu, kota ini hanyalah persinggahan sesaat kalau mau ke Rektorat atau apabila mau nonton film di bioskop.
Memori saya tentang Banjarmasin kebanyakan adalah saat saya berusia masih SD. Banjarmasin bagi saya (orang kampung nan udik) adalah sudah seperti Ibu Kota. Layaknya Jakarta yang tergambar di televisi, kami (keluarga saya) menyaksikan Banjarmasin melalui surat kabar harian. Sejauh pengetahuan saya tentang Banjarmasin ya memori tahun 2000an ketika Plaza Mitra masih jaya dan hits, Roberta masih ramai dan saat pasar Sudimampir ambruk. Selain itu, juga ada juga tempat yang melekat seperti toko yang menjual suku cadang sepeda motor di Kuripan, toko baju di Sudimampir atau tempat main bom-bom car.
Pemandangan sungai Martapura
Lanjut hingga kuliah, saya berkali-kali ke Banjarmasin. Apalagi kalau bukan mengurus administrasi di kantor Rektorat di Kayu Tangi. Akibat punya motor tapi masih belum punya nyali ketemu polisi meski sudah punya SIM, saya menghafal jalan tikus dari Banjarbaru menuju Kayu Tangi. Saya hafal benar.
Ditambah saya menjadi relawan sebuahh acara nasional dan menjadi LO. Saya menginap di daerah Gatut Subroto dan berkantor di Benua Anyar, tambah hafal lah saya jalan tikus untuk menghindari lampu merah. Hal ini karena pernah ditugaskan mengantar ayam penyet (dalam keadaan masih panas) sebanyak 20 box malam-malam dari Gatsu ke wilayah Unlam. Saya juga menghafal daerah Teluk Dalam, Belitung dan Veteran demi kelancaran jalan tikus.
Waktu membawa saya kembali.
2020, saya mendapat rejeki. Bekerja di salah satu gedung yang berlokasi di pusat kota. Ruangannya berada di lantai 4. Setiap hari naik lift. Saya merasa superior. Setiap kali melihat kerumunan orang di bawah dari jendela lantai 4. Saya merasa sangat bersyukur. Saya menikmati membelah jalanan Banjarmasin setiap pagi. Meski udik, saya benar-benar menikmati. Oh begini toh rasanya bekerja di kota besar dan udaranya saat pagi bahkan juga saat pulang malam.
Sebetulanya saat merasakan akan diterima kerja (anaknya overpede) di Banjarmasin, saya sudah merasa hopeless. Tabungan masih sedikit dan hanya sanggup membiayai biaya hidup selama beberapa minggu. Saya bertemu dengan seorang teman yang bersedia menjadi tumpangan saya selama satu bulan di Banjarmasin. Setidaknya saya dapat tempat bernaung dulu, saya pikir. Urusan makan gampang.
Siring sungai aka Pantai Jodoh
Waktu berlalu lagi dan tidak terasa sudah melewati masa probation (yang saya pikir tidak ada), saya pun pindah ke sebuah kosan di daerah Veteran yang sangat strategis alias sangat dekat kemana-mana. Meski kosan ini hanya menyediakan ruangan kosong dan saya harus mengisinya dengan berbagai peralatan khas kosan seperti seperangkat alat tidur dengan seprai aestetic, penanak nasi, jemuran dan teko listrik, namun ketemu kosan dengan harga pantas itu sungguh menjadi sebuah kebanggan sendiri.
Banjarmasin di bulan Desember berarti sedang mengalami musim hujan yang lebat dan tidak dapat diprediksi kapan redanya. Bisa saja seharian cerah panas dan asik buat jemur kasur, tapi siapa menduga seminggu ke depan akan hujan lebat dengan angin-anginnya yang berhembus kencang. Maka saya pikir ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebagai anak baru di Banjarmasin.
Benda yang saya maksud seperti :
1. Payung. Meski saya pikir sangat tidak umum seseorang membawa payung di Banjarmasin, padahal sudah tau hujan deras. Tapi tetap saja sebagai anak kosan yang perlu membeli lauk atau mampir ke indomaret sebentar, maka sedia payung bukanlah hal yang sia-sia. Trust me.
2. Jas Hujan. Bagi anda yang bekerja dengan motor, maka menyiapkan jas hujan di bagasi motor adalah investasi terbesar dalam hidup anda. Sudahlah belajar dari kesalahan sewaktu kuliah yang gengsi membeli (alias masih bebal dan menganggap diri kuat menghadapi hujan), maka sakit demam setelah kena hujan adalah suatu hal yang tidak ingin terulang.
3. Kipas Angin. Berlawanan dengan persiapan musim hujan, kipas angin sangat membantu di musim-musim panas yang kalau malam sangat humap. Rasanya dingin tapi kok berkeringat alias gerah, kok limbuy paluh. Kipas angin sangat membantu.
Segitu dulu lah, tulisan mengenai Banjarmasin. Berikutnya akan saya update mengenai tempat-tempat yang perlu didatangi apabila anda main ke kota ini, atau cek artikel berikut ini.
Comments
Post a Comment