Sedikit Memori Tentang Hujan

Hari ini hari jumat dan jam 19.00 pm. Diluar harinya sedang mendung seharian dan lebih banyak berakhir menjadi hujan yang turun dibanding memberikan kesempatan untuk matahari. Belum mau muncul dia. Belum shiftnya. Sekarang masih waktunya air untuk turun. Tuhan sedang bagi-bagi rahmat-Nya. Tumben ingat Tuhan, Bay.

Kata orang, hujan pasti membuat suasana menjadi sendu, galau, romantik dan nostalgia. Iya kah? Setahu saya hujan malah akan membuat suasana menjadi muram dan dingin. Kalaupun sedang merasa nostalgia pasti karena pernah mengalami banyak kejadian di saat hujan, atau teringat suatu hal dari masa lalu yang terjadi saat hujan. Saya sendiri? Wah ingatan masa lalu ya datang bertubi-tubi layaknya air bah yang menerjang pagar beton pembatas kebun di Banjarbaru tahun 2015 silam.

Kalau ngomongin hujan di awal tahun 2015 itu juga ngomongin sebuah momen, dimana saya sedang diā€™trainingā€™ sebagai peserta camp mahasiswa berprestasi. Entahlah apa kriterianya. Seberprestasi apa saya sampai masuk ke lingkarang itu. Tuh kan merendah lagi. Bangga juga sih, pernah bikin karya tulis tentang analisis banjir di wilayah Banjarbaru, datang ke wilayah terdampak dan bergerak. Dikasih tau kalau terjadi bencana itu kita harus ngapain dan jangan jadi penonton yang cuman bisa misuh di media sosial saja.

Tentang hujan juga saya jadi ingat satu moment yang masih membekas. Sekitaran tahun 2014-2015 saya ngekos di daerah PLN Banjarbaru. Cukup jauh dari kampus dan bukan area favorit mahasiswa untuk ngekos, tetapi enaknya adalah daerahnya sepi dan hening, enak banget buat istirahat. Nah kalau hujan gimana? Ya saya naik angkot.

Suatu hari, di musim ujian dan hari sedang hujan yang berarti kejadian ini terjadi di bulan Januari. Saya ke kampus naik angkot dan saya turun di gerbang belakang dekat gedung serbaguna. Saat itu hujan turun dengan lebatnya dan wilayah kampus sudah tergenang sampai mata kaki. Sialnya adalah pagar masih tertutup. Saya pikir akan sia-sia dan akan jimus alias basah kuyup jika saya memutar ke pagar utama untuk masuk kampus dan ini hujan sedang lebat-lebatnya.

Saya nekat untuk melompati pagar saja lagipula tidak terlalu tinggi dan tidak sedang ramai orang jadi lumayan masuk akal. Saya coba naik, kaki satu sudah bisa masuk ke sebelah dan sebelahnya masih di luar pagar, posisi saat itu masih berhenti di atas pagar. Kok gak mau maju-maju ini kaki. Rupanya ujung runcing pagar membuat robek celana saya dan agak nyangkut. Saya paksakan untuk lompat saja turun ke bawah dan ā€¦ā€¦ā€¦ robek di bagian bawah paha.

Waduh! Mana hari ini ujian di ruang Pampaken artinya akan banyak orang dan ini hujan. Bencana!

Saya lanjut berlari ke ruang ujian, menemui teman saya yang ada dan minta bantuan meminjam jaketnya untuk menutupi paha belakang saya yang robek. Saya duduk duluan di kursi di luar ruangan sembari menunggu soal dan pulang paling akhir. Untungnya hari itu hanya ada satu ujian. Setelahnya saya minta antar teman saya untuk pulang. Hahaha. yakali naik angkot lagi dengan robek di celana bagian paha belakang wkwkwkw.

Comments

Popular Posts