Bila Bicara Tentang Cinta
Bila
kita mulai berbicara tentang cinta, saya akan mengambil kursi, duduk di
belakang, menghirup secangkir kopi dan mulai mendengarkan saja. Cinta
yang saya tahu sudah berakhir sejak sma lalu. Itulah terakhir saya
mendiskripsikan bagaimana cinta itu tiba-tiba datang. Selanjutnya, saya
hanya merasakan perasaan biasa dan mulai membuktikan kepada orang
disekitar saya bahwa tidak selamanya hidup perlu cinta yang kamu maksud.
Karena selama ini, definisi cinta yang saya punya bertambah selembar
demi selembar, seiring banyaknya saya melangkah.
Cinta saya temukan saat siang hari sepulang sekolah. Cerita
pertama ini dimulai dari seorang murid perempuan yang termasuk jahil di
kelas. Dia suka sekali berteriak, berlari bahkan tertawa
terbahak-bahak. Kelakuannya seperti anak laki-laki, tapi pengaruh
lingkungan juga ikut membuat dia berbuat seperti itu. Anak laki-laki
lebih banyak di dalam kelas dibandingkan murid perempuan. Awalnya saya
dibuat heran dan kesal karena konsep pikiran saya adalah dia harus
berprilaku seperti perempuan yang saya tahu. Duduk manis, berjalan
pelan, tertawa dengan senyum yang disimpulkan dan apabila istirahat
hanya bermain bola bekel. Saya salah. Saya hanya membuat dia menjadi
orang lain. Saya hanya berusaha agar dia berprilaku sama dengan teman
perempuan yang saya pernah kenal. Saya akhirnya mengerti mengapa dia
suka seperti itu.
Susah sekali awalnya mendekati dia. Saya mengubah rencana,
saya mengikuti kemauannya. Saya ikuti kesehariannya. Yang saya takjub
adalah, dia penurut sekali dengan ibunya. Saya kalah telak. Setiap pagi
sebelum turun sekolah, ia berpamitan dengan cara yang jarang sekali saya
lihat belakangan. Dia mencium pipi kedua orang tuanya dan orang tuanya
juga begitu. Seperti kita mau berangkat naik haji. Saat itu serasa waktu
berjalan lambat. Saat itu saya menikmati momen dimana kedua mata
manusia saling memberitahu bahwa, aku cinta kamu.
Ingin sekali saya memotret pemandangan itu dan kemudian
saya berpikir, biarlah saya yang menikmati. Seperti seseorang pernah
berkata, ada pemandangan yang layak kita share dan ada pemandangan yang
cukup kita nikmati, resapi dan jadikan pengingat.
Cinta kedua. Saya temukan akhir-akhir ini. Seperti pada
lagu yang sudah-sudah dan jarak dihadapanmu, cintamu tersampaikan.
Kemarin saya mengeluarkan kegelisahan lain saya kepada teman
sepermainan. Mengapa masih terbayang, sosok yang terakhir kali kita
berjumpa, tidak ada tangis dan tawa. Jawabannya sederhana, bisa jadi
kita adalah sosok yang mudah menyayangi dan menyimpan kasih untuk orang
sampai dalem banget. Aku juga perlu tau bahwa ada orang yang hanya
menyimpan kasih sayang tapi tidak sedalam kita. Juga yang harus
kumengerti adalah ada orang yang memperlakukan atau diperlakukan penuh
kasih tapi dia tidak membiarkan dirinya menyayangi terlalu dalam.
Ada apa gerangan?
Gak ada. Cuman kemarin, mereka ini hadir. Kemudian
mengendap pergi, diam-diam mendatangi lagi tapi tak berwujud rupa.
Ternyata, cinta dan kasih sayang yang pernah jatuh disana, tertinggal
saking berharganya.
Terima kasih telah mengingatkan.
Comments
Post a Comment