Mei yang manis.

Entah kenapa sejak awal mei, saya jadi malas sekali menulis di kertas kecil tentang hal baik apa yang terjadi setiap hari di bulan ini. Iya, saya punya kebiasaan baru yang kumulai sejak januari 2017 lalu yaitu menulis setiap hari di sebuah kertas kecil warna-warni yang berisi hal baik apa saja yang saya alami pada hari itu. Namun begitu menginjak bulan mei, malasnya meningkat, mengalahkan cahaya matahari yang bersinar terik namun tiba-tiba hujan disiang hari. Iya, saya adalah orang yang berlindung di bawah selimut ketika hujan itu datang.
Namun kejadian di hari ini sungguh membuat saya merasa bahwa, hei, bulan Mei banyak hal yang terjadi lho. Ini bulan pendidikan dan kebangkitan. *gampardiri
Dimulai dari tanggal 2 mei, dimana tiba-tiba saat saya berada di Binjai mau menuju Segeram, Pak Kepala Sekolah sms saya memberitahukan bahwa sekolah akan mengadakan upacara peringatan Hardiknas. Wuih ada angin apa nih ? saya langsung merasa bersyukur. Bersyukur bahwa ternyata sekolah saya masih ingat ada Hardiknas hehe yang belum tentu sekolah lain ingat. Selepas kegiatan saya langsung mengecek sosmed dan terlihatlah kegiatannya ada upacara dan nonton film bersama. Sayangnya bapak kepala desa belum bisa bergabung dalam kegiatan ini. Seketika saya langsung menyesal tidak berada di tempat dan ingin rasanya meleburkan diri kesana hanya untuk sekedar menyapa anak-anak dan menjadi mc dadakan hardiknas di pian tengah hehe.
Selanjutnya adalah Segeram. Kisah awal mula kerajaan di pulau Natuna ini berasal dari dusun ini. Saya bersama 7 dugong Natuna berkesempatan berkunjung ke SD 015 Segeram dalam rangka bakti sosial TNI. Kaget sih, hanya ada 15 orang murid. Anjay ini mah satu pasukan namanya hehe. Menurut saya ini adalah hal yang lucu dimana kelas 6 cuma ada 1 orang. Sebagai wilayah kerja di Kecamatan Bunguran Barat saya lagi-lagi merasa bersyukur bisa kesini karena aksesnya susah binggo. Anehnya adalah, dusun ini masih termasuk dalam keluarahan Sedanau padahal lumayan cukup dekat ke Kelarik Kec. Bunguran Utara dibandingkan harus naik perahu ke Sedanau yang sekitar 30 menit. Yang membuat perjalanan kesini tambah berkesan adalah karena kami melakukannya full team *susu kental manis kali ahh *itu full cream woy. Jadi kita menaiki perahunya TNI yang namanya Ryder menyusuri sungai Binjai yang mirip-mirip di kalsel lah dan saat balik ke Binjai sempat-sempatnya mampir ke Sedanau hanya untuk menengok sisa kebakaran Sedanau. Sepanjang perjalanan kita nyanyi-nyanyi *FYI ini kebiasaan tim Natuna, sambil menirukan anak SD saat memimpin paduan suara, tiba-tiba saja rydernya dimiringkan dan kita sontak teriak mengira ini akan jatuh terbalik macam banana boat. Huhuhu mende-mende lah bang~
Syahdan, bisa juga bertemu lagi dengan dugong natuna bunguran besar plus pulau tiga dalam rangka menyambut bulan puasa dengan topik utama : prahara air basecamp yang menipis dan bau pipis kucing.
Sekalian survey juga nanti sahur dimana yang murah dan kenyang serta kue apa yang mengandung serat, protein hewani dan kebaikan buah gojiberi agar kami senantiasa sehat selama bulan puasa yang jatuh kepada kue : pok-ipok Penasaran juga sama kue bingka yang dijual di restoran mahal sana, tapi harganya hanya 15rebu euy.
Berikutnya adalah : Drama perpisahan. Saya beritahu ya, ikut terlibat di kepengurusan perpisahan SD niscaya seperti mengurus nikahan raffi ahmad-nagita. Drama angling darma kalah. Drama korea paling hits juga lewat karena tiap sekolah beda drama beda series beda ending hahahahhaha. Sejujurnya agak kaget sih lihat drama disini karena lumayan berbeda sekali acaranya. Tapi percayalah, tidak semua perpisahan dilakukan dengan pengalungan lambang sekolah atau lempar topi atau bahkan memakai toga. Cukup dengar kata : 'dikembalikan kepada orang tua dan silahkan naik ke atas panggung untuk menjemput' akan membuat siswa-siswi kelas IV terisak-isak dan terseok-seok menangis jumpalitan. Nggak deh boong. Namun, bukan berarti tidak bisa dirubah ke acara yang lebih berisi dan bermakna sih.
Berikutnya adalah penutup. Ceritanya saya sedang menuju desa dari Ranai setelah mengurus suatu hal dengan dinas pariwisata. Di Cemaga, sekitar 1 jam dari desa, tiba-tiba saja jaket saya jatuh dan tersangkut di rantai sepeda motor. Panik, jelas! Celakanya lagi ini adalah jaket sekolah yang kata Dita mirip jaket polisi. Huhuhu. Yasudahlah. Saya pun akhirnya sampai di desa dan ketika membuka tudung saji. Voilaaaa, ada kepiting masak pedas dan pasik sagu serta gulai pasik (sejenis kerang yang yummy). Tambul juga banyak bahkan ada es buah segala! Mende lah buk bonyok nu kita punya makanan … kenyang!
Ditambah dengan kabar dari Ibuk bahwa tadi salah satu muridku di SMP yang ditelpon oleh panitia SabangMerauke. Saya tersenyum lebar dan heran, kok bisa ya ? padahal di pengumuman tidak ada nama SMPN 1 Pian Tengah. Sehabis magrib, datanglah satu murid lagi yang berkata bahwa ia disms oleh panitia dan akan ditelpon nanti malam.
Senyum lebar, Pak Uuy. Selama menanti bulan Juni.
Berjumpa lagi dengan budok melayu ni
Kenalin, disamping saya adalah Aidil Haj (9 tahun) yang suka selfie. Tos banget mah. 
Ceritanya lagi Ujian Nasional hari terakhir. Bersama Arif, Erni, Hambali dan Amil, kelas VI yang seringkali menjadi teman saya dalam hal ledek-ledekan. 
Kasih pelukan buat emak, setelah anak angkatnya dapat drama di jalanan, dirumah eh disajikan kepiting masak pedas dan pasik sagu. Love you Mak. 

Comments

Popular Posts