My Exchange Experience : Vietnam

Apa yang kamu lakukan saat masa-masa awal kuliah ?
Saya menuliskan beberapa ‘impian’ saya disebuah kertas dan saya simpan hingga semester akhir baru saya buka. Kertas-kertas itu bertuliskan beberapa impian mustahil bagi saya. Bahkan tanpa memikirkan resiko dan tantangan yang dihadapi. Seperti kehilangan akal saat menulisnya. Beberapa impian sudah berhasil terwujud bahkan yang ekstrim dan dulu cuma angan-angan. Salah satunya adalah mengikuti kegiatan pertukaran mahasiswa.
Tak pernah menyangka kalau impian tersebut benar-benar terjadi namun dalam hati masih bergumam bahwa ini bakal terjadi suatu hari nanti sebelum lulus kuliah. Sebenarnya bukan apa-apa menulis impian sekecil ini. Bukan maksud untuk menunjukkan diri saya hebat. Bukan juga untuk berkata bahwa saya jago bahasa inggris dan saya adalah orang kaya sehingga bisa ikut kegiatan seperti itu. Saya iseng apply berbagai kegiatan yang bisa memberikan pengalaman baru. Saya hanya ingin pergi ke sebuah tempat yang misterius. Tempat-tempat yang sebelumnya hanya saya dengar ataupun baca. Bulan maret lalu, sebuah proses telah memberikan hasil. Saya dinyatakan lolos kegiatan Indonesian Vietnamese Youth Friendship Program. Betapa senangnya hati ini. Setelah membaca pengumuman tersebut, saya langsung loncat-loncat kegirangan di kamar kos dan langsung menelpon Abah.
Kegirangan ini ternyata punya tantangan. Saya tak bisa hanya duduk duduk santai dan tiba-tiba besok sudah berangkat ke Vietnam. Masih banyak yang harus dikerjakan. Saya belum punya paspor. Saya harus mengurus administrasi dan mencari sponsor karena kegiatan ini tidak fully funded. Semuanya biaya sendiri. Namun karena berbagai hal, saya mendapatkan banyak support dari teman dekat dan keluarga. Pengalaman saya kemarin, saya mendapatkan bantuan dana dari kampus (fakultas dan universitas), Dinas Kehutanan, Bupati Tanah Bumbu (kabupaten asal) dan bantuan souvenir khas Kalimantan Selatan dari Banjarmasin Post. Ada juga beberapa pihak yang masih menahan dana saya, entah kenapa saya juga tak tahu yaitu di Pemprov Kalsel, Pemda Kab. Banjar, Pemkot Banjarbaru, DPRD Tanah Bumbu. Juga ada beberapa pihak yang menolak dengan berbagai alasan, yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalsel, PT pupuk Kal**m dan Bank-bank terkemuka. Kemarin juga berhasil mendapatkan bantuan tiket PP Banjarmasin-Jakarta dari salah satu perusahaan airlines, namun hangus karena katanya proposal saya tidak ada di kantor dan saya juga tidak tahu nama petugasnya yang memberikan janji tiket. Namun dengan bantuan teman-teman dekat saya yang berani untuk meminjamkan uangnya akhirnya terkumpullah dana yang dibutuhkan, untuk itu saya ucapkan terima kasih banyak, meskipun saya tak bisa memberikan kalian oleh-oleh yang layak.
Semuanya tidak mudah, mesti ada beberapa tahap sebelum saya berhasil menjejakan kaki ke negeri orang. Perjalanan ke Vietnam pun penuh dengan pengalaman serba pertama kali. Pertama kali saya terbang ke luar Indonesia sendirian. Dimana semua pramugari dan penumpang berbahasa Inggris. Sampai di bandara pun petunjuknya bahasa inggris. Saya pun harus tidur di bandara dengan segala ketidaknyamanannya yang jauh dari kasur hangat di kos-kosan karena penerbangan ke Vietnam adalah pukul 7 pagi sedangkan saya mendarat pukul 11 malam. Setelah sampai di kota Ho Chi Minh, saya dihadapkan dengan pemandangan kota yang rapi, banyak taman yang asri, orang-orang bermata sipit dan bangunan khas asia pengaruh Prancis. Siapa yang menyangka, saya bisa berada ditengah kebisingan kota yang dulunya bernama Saigon. Hanya pelajaran IPS sewaktu SD lah yang bisa memberikan gambaran mengenai negara ini.
Banyak hal yang saya lakukan selama mengikuti kegiatan ini, mulai dari Workshop mengenai Economic ASEAN Community, Pertunjukan Budaya Indonesia, Tur ke tempat-tempat wisata, menelusuri sejarah bangsa Vietnam, mengunjungi kampus Vietnam National University, mencicipi makanan lokal dan tentu saja ‘tersesat’ di kota orang.
Sangat merasa beruntung telah mengalami pengalaman terhebat selama menjadi mahasiswa. Saya merasa bersyukur sekali pernah berani mengambil resiko untuk pergi tersesat ke negri orang. Bahkan saat itu pikiran saya sedang terbagi dua antara menyelesaikan proposal penelitian dan proposal bantuan dana.  Namun, Alhamdulillah saya bisa mengejar sidang usulan penelitian sebelum berangkat ke Vietnam.


Bagi kamu, anak muda, keluarlah dari zona nyamanmu. Selagi kamu masih muda dan mampu, ambillah salah satu kesempatan untuk bertemu orang-orang yang berbahasa sulit kita pahami, ambil kesempatan untuk menjelajahi sejarah perdaban dari suatu bangsa dan ambillah kesempatan yang memungkinkan kamu menjadi berbeda dari sekedar sarjana yang cuma mengambil jalan kuliah pulang kuliah pulang.

Comments

Popular Posts