Menyusuri kota Bogor dari sudut pandang kulinernya
Pada awal Mei 2024 yang lalu, Wikimedia Indonesia kembali menyelenggarakan WikiNusantara yang tahun 2024 ini dilaksanakan di Bogor setelah sebelumnya pada tahun 2023 dilaksanakan di Banjarmasin.
Saya mendapatkan beasiswa untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan selama 4 hari ini. Berbeda dengan WikiNusantara tahun sebelumnya yang dilaksanakan penuh di dalam ruangan, tahun ini terdapat kegiatan yang dilaksanakan di luar ruangan selama 2 hari. Kegiatan tersebut adalah Photowalk yang bekerja sama dengan Bogor Histroical Walk.
Kali ini, para pemandu menyediakan 4 tema yang bisa diikuti dan terbatas hanya untuk 25 orang. Sehingga sebelum mengikuti sesinya, peserta diwajibkan untuk mendaftarkan namanya di sesi photowalk sesuai tema yang diminati. Saya mengambil tema Jelajah Kuliner Peranakan dan Multikulturalsime di Bogor.
Pada sesi Jelajah Kuliner Peranakan, peserta dipandu oleh pemandu menjelajahi salah satu sudut kota Bogor. Tepatnya, peserta diajak jelajah jalan Surya Kencana dengan jalan kaki. Garis awal jelajah rute ini dimulai dari Vihara Dhanagun yang merupakan salah satu tempat ibadah etnis Tionghoa di kota Bogor. Salah satu objek menarik di Vihara ini adalah pohon mangga yang berusia kurang lebih 100 tahun dan masih dipelihara dengan baik.
Selanjutnya peserta kembali jalan kaki menyusuri gang demi gang yang menjadi satu dengan pasar dan berhenti di toko jamu dan toko kopi yang masih menggiling biji kopi dengan gilingan tradisional. Saya menyempatkan membeli sebungkus kopi karena penasaran apakah memiliki rasa yang berbeda dengan kopi gilingan dari daerah lainnya.
Perjalanan kami pun dilanjutkan menyusuri sisi trotoar di jalan Suryakencana. Sesekali peserta akan berhenti di beberapa penjual kuliner di sepanjang trotoar. Terutama di penjual kuliner yang unik seperti penjual Bacang dan Bir kocok yang menyegarkan diminum di siang hari yang terik ini.
Setelah beristirahat dan mengisi tenaga sebentar, kami masih melanjutkan rute jalan kaki ini menuju kawasan Gang Aut, dimana terdapat pabrik mi gaya tradisional yang masih beroperasi. Pabrik mi ini berada di dalam gang, sehingga peserta menyusuri gang-gang kecil untuk ketemu pabriknya.
Di dalam pabrik Mi Lie yang berusia 80-an tahun ini, produksi mi masih berlangsung dan dijalankan oleh generasi ketiga. Mi yang diproduksi adalah tipe mi untuk mi ayam dan tanpa pengawet. Mereka juga memproduksi kerupuk pangsit sendiri. Bonusnya, peserta yang mengikuti rute ini mendapatkan semangkok mi pangsit gratis! Sungguh pengalaman yang menyenangkan.
Terima kasih kepada Wikimedia Indonesa yang telah mengadakan kegiatan Photowalk ini. Mungkin kalau tidak ikutan rute ini, saya tidak akan mengetahui sisi lain kota Bogor dari sudut pandang kulinernya yang beragam ini dan hanya memandang kota Bogor sebagai kota besar biasa seperti lainnya.
Setelah selesai mengisi perut dengan mi pangsit, seluruh peserta kembali ke hotel dan bersiap untuk mengikuti bengkel kerja berupa paparan dari sukarelawan wikimedia dari berbagai daerah.
Saya mendapatkan beasiswa untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan selama 4 hari ini. Berbeda dengan WikiNusantara tahun sebelumnya yang dilaksanakan penuh di dalam ruangan, tahun ini terdapat kegiatan yang dilaksanakan di luar ruangan selama 2 hari. Kegiatan tersebut adalah Photowalk yang bekerja sama dengan Bogor Histroical Walk.
Kali ini, para pemandu menyediakan 4 tema yang bisa diikuti dan terbatas hanya untuk 25 orang. Sehingga sebelum mengikuti sesinya, peserta diwajibkan untuk mendaftarkan namanya di sesi photowalk sesuai tema yang diminati. Saya mengambil tema Jelajah Kuliner Peranakan dan Multikulturalsime di Bogor.
Pada sesi Jelajah Kuliner Peranakan, peserta dipandu oleh pemandu menjelajahi salah satu sudut kota Bogor. Tepatnya, peserta diajak jelajah jalan Surya Kencana dengan jalan kaki. Garis awal jelajah rute ini dimulai dari Vihara Dhanagun yang merupakan salah satu tempat ibadah etnis Tionghoa di kota Bogor. Salah satu objek menarik di Vihara ini adalah pohon mangga yang berusia kurang lebih 100 tahun dan masih dipelihara dengan baik.
Selanjutnya peserta kembali jalan kaki menyusuri gang demi gang yang menjadi satu dengan pasar dan berhenti di toko jamu dan toko kopi yang masih menggiling biji kopi dengan gilingan tradisional. Saya menyempatkan membeli sebungkus kopi karena penasaran apakah memiliki rasa yang berbeda dengan kopi gilingan dari daerah lainnya.
Perjalanan kami pun dilanjutkan menyusuri sisi trotoar di jalan Suryakencana. Sesekali peserta akan berhenti di beberapa penjual kuliner di sepanjang trotoar. Terutama di penjual kuliner yang unik seperti penjual Bacang dan Bir kocok yang menyegarkan diminum di siang hari yang terik ini.
Setelah beristirahat dan mengisi tenaga sebentar, kami masih melanjutkan rute jalan kaki ini menuju kawasan Gang Aut, dimana terdapat pabrik mi gaya tradisional yang masih beroperasi. Pabrik mi ini berada di dalam gang, sehingga peserta menyusuri gang-gang kecil untuk ketemu pabriknya.
Di dalam pabrik Mi Lie yang berusia 80-an tahun ini, produksi mi masih berlangsung dan dijalankan oleh generasi ketiga. Mi yang diproduksi adalah tipe mi untuk mi ayam dan tanpa pengawet. Mereka juga memproduksi kerupuk pangsit sendiri. Bonusnya, peserta yang mengikuti rute ini mendapatkan semangkok mi pangsit gratis! Sungguh pengalaman yang menyenangkan.
Terima kasih kepada Wikimedia Indonesa yang telah mengadakan kegiatan Photowalk ini. Mungkin kalau tidak ikutan rute ini, saya tidak akan mengetahui sisi lain kota Bogor dari sudut pandang kulinernya yang beragam ini dan hanya memandang kota Bogor sebagai kota besar biasa seperti lainnya.
Setelah selesai mengisi perut dengan mi pangsit, seluruh peserta kembali ke hotel dan bersiap untuk mengikuti bengkel kerja berupa paparan dari sukarelawan wikimedia dari berbagai daerah.
Comments
Post a Comment