Sekedar Tulisan Sederhana

Halo. Sudah satu bulan sejak saya terakhir posting tulisan di blog saya. Ini saatnya comeback.

Banyak yang terjadi selama satu bulan belakangan. Saya tidak ingin menulisnya karena isinya hanyalah penyesalan dan risauan anak muda usia 25. Satu hal yang pasti, saya baru sembuh dari sakit sejak seminggu yang lalu. Sakit yang membuat saya banyak berdiam diri di dalam kamar mess yang nyaman ini. sakit kampung saya bilang, yang membuat saya akhirnya banyak memikirkan apa sebenarnya yang terjadi di sekeliling saya. Yah, proses pendewasaan diri.

Setiap orang memiliki proses pendewasaan yang berbeda-beda, admit it. Tapi sebagian besar tidak tau kapan mereka mulai dewasa. Termasuk aku. sampai beberapa hari belakangan jadi sadar. Begitu banyak berita baik dan buruk yang datang, dan bisa ikhlas menerima semua kabarnya sampai saya bergumam dalam hati oh inikah rasanya berpikir layaknya orang dewasa. Hahaha.

Salah seorang teman saya yang terakhir ketemu itu Juli tahun lalu memberitahukan berita bahagia. Aku yang baca malah jadi senyum-senyum sendiri. Rasanya ikut bahagia. Terlepas dia bahagia atau malah biasa saja dengan berita tersebut. Senang aja rasanya.

Apa hubungannya dengan rasa senang ini dan proses pendewasaan diri ini Bay? Hold on.

Lanjut, akhirnya saya menelponnya karena tidak puas cuma berbalas pesan lewat whatsapp, nanti dikiran penyebaran hoaks oleh pemerintah. Saya cenderung tidak suka obrolan yang banyak basa-basinya bertanya kabar, blab la bla, mending langsung ke inti. Sorry, anaknya tidak luwes berbicara. Jadilah kita mengobrol tentang berita gembira terbaru yang ia sampaikan, prosesnya, perasaannya setelah itu, lanjut ke hal lain seperti kerjaan, kabar orang lain sampai dianalisis apa yang terjadi dengan orang lain. Maklum, pernah sok sok menerima materi psikologi.

Setelah menelpon, saya bergumam. Saya ikhlas dengan berita ini. bukan kenapa-kenapa. Satu sisi saya mengharapkan dia masih seperti yang dulu yang bisa menerima telpon dan berbagi kabar garing dengan saya untuk beberapa waktu lagi, tapi yah kedewasaaan hit you so fast, saya ikhlas dia menjadi pribadi yang baru yang saya harap lebih baik, saya ikhlas bila ternyata saya tidak bisa datang ke acaranya, saya ikhlas tahun depan tidak bertemu dengan dirinya yang sama dengan terakhir kali bertemu. Growth is suck, but itā€™ still part of our life. Ketika itu saya merasa menjadi lebih dewasa. Yuck.

Sampai di titik itu, saya malah menyenggol titik yang lain. Sebuah perasaan yang saya renungi selama saya sakit kemarin. Kapan giliran saya, Tuhan. Kira-kira begitulah saya bertanya. Selama ini pelarian saya adalah sebuah kalimat yang berbunyi : sibuk saja memperbaiki diri dan memantaskan diri. Teman saya malah pernah mengkritik saya, sejak kapan kamu mikirin jodoh? Bukannya kita sepakat konsep Jodoh akan datang pada saat yang tepat. Meski terlambat ya, hehe.

Yah, saya mulai membentuk konsep diri agar diterima orang lain, nyatanya melelahkan. Uyuh. Meuyuhi. Melapahi awak. So, here I am. Kadangkala saya adalah orang yang keras kepala yang berkutat dengan pemikirannya sendiri dan merasa bahwa dunia akan baik-baik saja jika saya tidak ikut campur. Kadangkala saya lebih suka mendengarkan lagu seharian, nonton film ataupun memasak. Jika hari hujan saya kadangkala menulis apa yang saya gumamkan beberapa waktu ini. Maukah kamu masih duduk di tempat yang sama dan menemaniku menyelesaikan tulisanku?


Hahaha. Maafkan jika tulisan ini tanpa alur. Semoga masuk di hati. Jangan lupa, aku memang begini. 

Mau bagaimana lagi hehehe. Bisa jadi ini adalah curahan atau hanya sekedar kiasan.

 

Comments

Popular Posts