Krisis Hidup Anak Kemarin Sore

Pernah merasa bimbang akan banyak hal di saat kamu merasa bahwa semua sedang baik-baik saja?
Aku pernah dan sedang mengalaminya. 
Semua aku pikir berjalan dengan sangat baik. Mendapat pekerjaan dengan gaji yang uhm lumayan, pernah menjadi 'guru', punya banyak teman untuk berbagi tawa dan cerita juga sedang suka-sukanya berpergian ke berbagai wilayah di Indonesia. Seperti mimpi? Terkadang. Akhir-akhir ini perasaan bimbang itu datang. Benarkah jalan yang telah kuambil ini? Jika benar darimana aku tahu kalau itu benar? Apakah aku terlihat sedang tidak mempersiapkan masa depan seperti kebanyakan orang lain? Hingga aku menemukan salah satunya, iya aku merasa seperti perlu partner diskusi mengenai apapun yang sedang aku rasa. Tidak berharap untuk menemukan jawaban, hanya ingin mencari muara dari segala perasaan yang saling berdentum di kepala ini. Menemani sampai seruput kopi terakhir. 

Terarah namun tidak teratur
Ketika beberapa hari yang lalu aku mendengarkan seorang sahabat yang bercerita tentang bagaimana dia bertemu dengan istrinya, aku tertegun. Bagaimana bisa Tuhan membuat jalan cerita yang manis seperti ini. Kemudian untuk kedua kalinya aku mendengar kisah manis lainnya yang membuatku terus tersenyum mendengar ceritanya. Aku tahu bagaimana endingnya, namun mendengar dari sudut pandang pencerita membuat aku mengerti apa yang sebenarnya terjadi antara mereka.
Kembali ke diri sendiri. Sambil menulis tulisan ini, lagu yang terputar adalah Vagetoz –Betapa aku mencintaimu dengan lirik yang syahdu …. ‘aku kan slalu ada di dekatmu’ brengsek emang ini lagu.
Jadi tau kan kemana pembicaraan tulisan ini akan berakhir? Iya perihal Jodoh. 
Disaat tetangga yang seumuran sudah punya anak, teman-teman seangkatan yang sudah melaksanakan akad nikah, teman-teman karib yang seringkali upload foto berdua dengan ceweknya mungkin, dalam hati ini sebenarnya sebuah pertanyaan begitu ingin keluar dan bersuara ‘kapan giliranku’.
Iya, tuntutan jodoh di usia sekarang sangat rentan, bagaikan isu pemilu, terlalu sensitif. Meski dalam hati begitu mengakui bahwa Jodoh di tangan Tuhan, bahwa Jodoh sudah tertulis di Lauful Mahfuz, bahwa akan datang dia disaat yang benar-benar siap dan tepat. Namun, sifat asli manusia yang tidak sabaran dan inginnya mendahului kuasa Tuhan begitu penasaran akan ‘kapan’. Selain itu sifat cemburu yang dimiliki manusia juga begitu berbahayanya. Melihat lingkungan di sekitar kita sudah mencapai standard tertentu, tanpa sadar diri ini juga mencari cara bagaimana rupanya agar terlihat setingkat. Bagiku inilah yang kurasakan sekarang. 
Sedari sekarang saya merasa bahwa jodoh bukan hanya tentang partner hidup melulu. Berulang kali saya mengalami momen dimana ‘iya jodoh saya adalah dia, yang dari dulu menjalin pertemanan dan sesekali ada permasalahan. Iya mereka jodoh saya yang membantu saya keluar dari permasalahan saya sendiri dan membuat saya merasa lebih baik. Iya yang disana yang pernah sedekat jari hingga sekarang serenggang matahari adalah juga jodoh saya’. Saya menganggap orang-orang baik yang saya temui setiap harinya adalah jodoh saya. Jika definisi jodoh adalah yang membuatmu merasa lebih baik dibandingkan hari kemarin. 
Meski begitu, tetap saja jodoh adalah pertanyaan yang melekat. Menyanggupi definisi jodoh diatas tidak serta merta membuatmu tenang menjalahi hidup. Mencoba untuk tidak memikirkan jodoh malah membuat selalu memikirkannya dan hanya bisa bergumam kecil. Sebegitu lelahnya seringkali terucap kata ‘terserahlah’. Sebegitu hilangnya harapan seringkali hanyalah keluhan yang bersuara. 
Tetapi, sebagian kecil dari diri ini masih berusaha mempercayai bahwa ‘dia’ memang datang suatu saat nanti. Diri ini masih terlalu percaya dengan kalimat ‘perbaiki diri ini’ alih-alih ‘dia yang baik memang untuk yang baik juga’ sama seperti kedua sahabat saya yang tiba-tiba saja bersenandung lagu cinta. Oh inilah salah satu fase yang saya rasa semua memilikinya. Hanya saja ada yang mengambil fase ini setelah SMA, setelah lulus kuliah bahkan dipaksa menikmati fase ini. Kejam bukan?
Tetap saja, pertanyaan yang masih mengganggu untuk saya saat ini adalah : Bagaimana kamu tahu dan yakin bahwa dia adalah orang yang tepat untukmu ?

Comments

Popular Posts