Kendari untuk 5 Hari

Meliburkan diri dari perusahaan itu agak susah. Apalagi kalau kamu staf baru dengan jabatan yang ecek-ecek. Alasannya banyak. Gak ada pengganti lah. Belum cukup masa idahnya lah. Begini lah begitu lah. Akhirnya tidak diduga sama sekali tetapi direncanakan dengan berbagai taktik, dapatlah saya jatah liburan 6 hari. Sudah tanggung mau pulang kampung atau melipir kemana karena tiket pesawat mahal jadilah hanya pergi ke kota Kendari. Saya tidak punya ekspektasi apapun terhadap kota ini, selain karena komentar dari teman-teman yang mengatakan bahwa kota ini cukup kecil dan tidak banyak tempat hiburan, juga informasi dari media sosial yang masih belum lengkap tentang kota ini. Berbekal sarapan dengan nasi dan semur daging saya berangkat di hari kedua lebaran. Perlu waktu kurang lebih 3 jam dari kabupaten Bombana menuju Kendari.
Tracking Mangrove Bungkutoko
Urusan menginap saya merasa tenang karena ada mess perusahaan sehingga bisa menghilangkan biaya akomodasi. Mess ini juga dilengkapi dengan dapur dan bahan masak sehingga meminimalkan biaya konsumsi. Setelah mencari-cari informasi tentang tempat wisata yang nihil, saya dan teman saya memutuskan untuk leyeh-leyeh saja selama dua hari pertama. Dalam artian pergi ke mall, makan ayam goreng mahal, nonton film dan belanja baju. Hari berikutnya baru berkeliling kota mengunjungi tempat-tempat yang direkomendasikan oleh google maps. Iyap, sangat terbantu oleh fungsi google maps. 
Selama 5 hari berkeliling kota Kendari saya dapat menyimpulkan bahwasanya Kota Kendari itu luas sekali. 297 km2 dibandingkan Banjarmasin yang cuma 98,5 km2. Kota Kendari menjadi terasa luas karena terbagi dua oleh teluk kendari. Jalannya lebar dan terdiri dari dua jalur. Kadangkala ada jalur khusus sepeda di samping jalan utama. Kendari memiliki lebih banyak bundaran dan persimpangan. Maka harus hati-hati bagi kalian yang seringkali kurang waspada dengan lampu merah karena disini jalurnya pendek. Sebentar-sebentar lampu merah.Yang sangat membantu adalah semua rute menuju tempat wisata sudah tersedia lengkap di gugel maps kalian naq~
Selama kurang lebih 5 hari, saya bepergian ke :

Wisata Mangrove Tracking


Tracking Mangrove Lahundape

 Saya rasa kota Kendari memiliki banyak sekali wisata Magrove Tracking. Total ada empat tempat yang menyuguhkan wisata menyusuri hutan bakau. Asyiknya adalah wisata ini ada yang dikelola dengan serius dan ada yang gratis. Semuanya bagus. Cocok untuk warganet yang suka sekali posting foto harus ber-feed-ah. Berikut daftar Mangrove Tracking yang saya kunjungi dan sempat tengok sebentar.

a.       Mangrove Tracking Bungkutoko.
Letaknya di Pulau Bungkutoko. Sekitar 15 menit dari pusat kota Kendari.
b.      Mangrove Tracking Lahundape.
Letaknya di daerah kota lama Kendari.
c.       Mangrove Tracking Purirano.
Kalau ini letaknya agak jauh. Tepatnya setelah melewati pantai Kesilampe.
d.      Mangrove Tracking [tidak tau namanya]
Letaknya berada di dekat masjid terapung.
     Hutan Pinus
 
Dasar alam Sulawesi, pohon besar jadi tumbuh subur. Kemarin iseng aja main ke kantor gubernur. Soalnya lagi libur lebaran pasti sepi dan lihat feed seseorang di IG jadinya tertarik juga lihat hutan pinus di Sulawesi. Tidak taunya, hutan pinusnya sudah besar-besar dan ditata dengan rapi. Sangat saya rekomendasikan untuk dikunjungi karena hawanya adem dan sangat enak untuk bersantai. 
         
Mesjid Terapung 
maksa pergi ke mesjid ini padahal cuaca lagi mendung~
Pertama kali tau ada masjid terapung adalah lihat di kalender masjid, tapi itu letaknya di Makassar dan tidak terapung banget karena dekat dengan jalan raya. Baru kali ini mesjidnya benar-benar ‘terapung’ karena dikondisikan jauh ditengah laut eh teluk. Sewaktu berkunjung kesana, mesjidnya sedang dalam tahap pembanguna tetapi sudah bisa dinikmati dan bisa beribadah didalamnya. Berkunjung kesini malah menambah kekaguman saya terhadap perkembangan dunia arsitektur masjid di Indonesia. Kok bisa kepikiran bangun masjid di tengah laut.
 
Lapangan MTQ / Tugu Religi

Lapangan ini ikonik sekali. Dari jauh sudah terlihat tugunya yang besar dan tinggi. Lebih heboh lagi di dalam lapangannya. Ada bangunan besar-besar tempat para kafilah MTQ bersaing. Memang top. Untuk event sebesar MTQ bahkan ada lapangan khususnya. Lebih asyiknya lagi, disekitar lapangan ini banyak tempat makan yang dari kaki lima hingga warung makan yang jangan-kaget-lihat-harga-di-daftar-menunya. Saya dan teman saya sering sekali melewati lapangan ini tanpa sadar karena rupanya tempat ini berada di tengah-tengah jalan Kendari.
mengingatkan saya akan setting film Jepang. 
tebak ini rambu apa...
 Sisanya adalah menikmati kota Kendari yang unik. Setiap jalan bahkan setiap gedung atau perkantoran selalu saya komentari. Mungkin karena atapnya yang menarik perhatian atau karena ada bangunan yang sama di kota tempat kita berasal. Sewaktu sudah mau pulang ke Bombana niatnya adalah mampir dulu ke Air Terjun Moramo yang letaknya berada di jalan menuju Bombana. Apadaya hujan turun dari pagi hingga kami berdua memutuskan untuk pulang saja biar bisa beristirahat karena BESOK KERJA LAGI- PAGI UDAH TURUN WOEY.

Comments

Popular Posts