Seri traveller : Pulang ( Banjarbaru – Banjarmasin – Pagatan)
Kesan yang kudapat dari pulkam ini adalah kehujanan !!!!!!
Ini
perjalan pulkam yang paling tidak mengenakan. Penyebabnya selain hujan
disepanjang perjalanan juga karena saya memakai helm yang tidak berkaca
penutup, jadi air hujan langsung membasahi muka saya tanpa permisi
lagi.... di jalan Cuma bisa ngomel dalam hati dan nyumpah-nyumpah gak
karuan. Tapi, kenapa di sepanjang perjalanan saya nyium bau telor ceplok
????
Pertama
kita ke martapura untuk makan pagi. Menunya nasi kuning bungkus seharga
5ribu. Porsi yang disediakan kecil, ujar mamaku itu “sekali sulum”.
Rasa dagingnya manis. Dan sayangnya bedaaaaaa banget sama nas-kun
pagatan. Selanjutnya beli apam barabai lanjut ke banjarmasin servis
kendaraan, untuk membunuh waktu. Abah mengajak saya ke kuripan dan ke
pal 1. Lumayan.
Entah
kenapa kota banjarmasin selalu berhasil menghipnotis saya. Karakter
banjar masih hidup dalam modernitas banjarmasin. Saya suka sungainya,
masyarakatnya, budayanya, dan kehidupannya.
Berikutnya
kami makan siang di warung dekat bengkel KTM di kertak hanyar...makan
sayap bakar....uuummmm yummy, one of my fave foods. Seperti biasa,
akibat perjalanan kemarin di batakan, batuk dan flu mulai
datang....siapkan lap ingusmu, bayu.
Jam
2 baru kami meninggalkan banjarmasin, hingga kami singgah di jorong
unttuk isi bensin, Cuma 10ribu...... rekor baru dalam sejarah
kendaraanku... jarak banjarmasin- jorong 2,5 jam Cuma menghabiskan
bensin 2 liter..... wawwww.... biasanya 2 kali singgah di pom bensin tuk
sampai jorong.
Di
perjalanan hujan, panas, hujan, panas, hujan, panas berhasil membuat
badan merinding, rasanya saat seperti ini harusnya saya berada di depan
tivi nonton acara humor, pake selimut tebal, minum susu coklat dan makan
biskuit yang baru dibangkit dari oven....
Tapi
tidak bisa, rintk hujan ini adalah rintangan yang dihadapi, ada
hikmahnya juga dalam perjalanan ini. Dulu saya menginginkan sensasi
perjalanan yang lain dari biasanya, rupanya tuhan mendengar doa ini dan
mengabulkannya. Semoga besok-besok tantangannya lebih menarik... aseeek
Alhamdulillah,
jam 6 sore kami sudah berada di sungai danau, itu artinya 2 jam lagi
baru kami nyampe pagatan itupun kecepatan standar gara-gara hujan. Tidak
apa-apa yang penting saya sampai dengan selamat. Sehabis isya, abah
membawa saya ke warung makan terapung di pulau salak, mumpung warungnya
punya teman baik abahku, makan sepuasnya saja. Hoho.
Menu
yang disediakan, ikan rumah-rumah besar di banam dengan sambal bugis
dan perasan limau kuit di dalamnya. Hueeeh,,,,,mbak lika pasti suka
sambal ini, haha. Bersyukur, selama di banajrbaru saya belum pernah
makan ikan laut. Menu ini mengobati rasa kangen saya dengan laut.
Beruntung
selama di pagatan, mamaku membeli ikan yang berbeda stiap hari. Jadi
rasa kangen ini akan tetap kenyang selama di banjarbaru. Apalagi, waktu
makan siang, ampal ikan bilis, samabl bugis, nasi hangat, dan terong
goreng, adalah makan siang ternikmat menurutku.
Mengapa
saya menaruh kata “bugis” setelah sambal, karena menurut saya sambal
buatan orang bugis itu berbeda dengan sambal yang saya terima di
banjarbaru. Umumnya sambal bugis itu semacam sambal terasi, Cuma
ditambah merica, lombok prawit, dan tomat, serta bawang merah yang
digoreng bersama lalu dipirik. Sedangkan dibanjarbaru, umumnya terasa
manis. Kenapa yo ???
Sudahlah perjalanan ini begitu berbeda dengan yang sebelumnya, terima kasih tuhan untuk hal yang sudah Engkau berikan padaku.
Comments
Post a Comment