dalam pencarian...

looking for kos-kosan dan rumah kontrakan ....

Berhubung jangka waktu penyewaan rumah di bincau mendekati limit. Terpaksa  dah semingguan ini mencari rumah sewaan baru atau minimal kos-kosan lah. Sebenarnya malas sekalee mencari yang ginian, enakan tinggal di bincau. Udaranya sejuk, malah terlampau sejuk kalau malam hari apalagi kalau hujan besar.....brrrrr.
Enaknya lagi bincau itu strategis...mau ke kampus pilih jalan kanan, mau ke pasar martapura tinggal pilih jalan kiri. Sunyi, suasananya enak banget buat belajar subuh-subuh ... senyap. Namun sayangnya jauh dari kampus, kira-kira Ā± 6 km dari kampus. Makanya saya sering tinggal di kampus bila jenjang waktu kuliah pagi sampai kuliah sore. Daripada pulang pergi bincau ā€“ kampus ngabisin bensin saja.

Yang nggak enaknya lagi, apabila pulang sore dan hujan lebat. Pernah sampai jam 10 malam nunggu hujan berhenti di sekre bem. Haha, kasian mereka yang main hujan, sisa menggigilnya ja lagi... esoknya pilek menyambar...errrrr.

Maka dari itu, sayang beribu sayang  bila ninggalin bincau ini. Sudah tetangganya sering bagi-bagi makanan, sering hajatan, apalagi coba....boleh ngutang di warung, malam-malam bincang-bincang dengan bapak-bapak, minggu pagi keliling komplek.......huhuhuhuhuhuhu... lagian listrik saya setiap bulan Cuma bayar 21 ribu...haha karena meteran listriknya rusak.

Kembali ke kos-kosan tadi.

Tak terhitung rumah dan kos-kosan yang ku tolak gara-gara ada beberapa hal yang bikin ilfeel. Contohnya kemaren dapat kos-kosan di jalan Kasturi. Ruangannya luas, ada tamannya, rindang, kebetulan teman bapak saya yang punya. Tapi..... dapurnya jauh, kebayang kan kalau hujan harus ambil start jongkok buat sampai kedapur. Lagian listriknya gak tahan sama komputer. Mana isinya Cuma meja doang. Tarifnya tergolong sangat murah, Cuma 225ribu perbulan, tapi bawa laptop 50ribu, bawa pemanas nasi 25ribu, makin banyak peralatan listrik yang dibawa makin banyak uang yang kaku keluarkan perbulan....no no no no no no.

Ada juga kemaren dapat rumah di belakang museum, rumah tua namun masih bagus Cuma kurang terawat. Lokasi bagus, ada keran air di halaman depan, namun.....nomor hape si pemilik tidak dapat sama sekali dihubungi. Arrghhh...padahal sudah strategis sekali.

Kemaren juga dapat rumah bedakan di jalan apalah namanya sisa satu pintu yang belum dihuni, dekat dari kampus, jalan kaki juga bisa, listrik oke no problem, air PDAM yang ngurus, kamar mandi didalam, ada dapur, perbulannya 350ribu sudah termasuk listrik dan ternyata.....keduluan orang lain gara-gara bulan februari saja kata bapak saya.... arrrgggghhhh....auuuuummmm

Oh iya, keinget. Pas jalan-jalan di martapura di sekitar komplek , ada ibu-ibu tua yang nawarin rumah kontrakan. Keadaannya gelap, karena terhimpit gedung tinggi. Tapi mungkin nanti dapat diakali pikir saya. Nampaknya bila hujan air akan masuk kedalam rumah, karena lantai di teras lebih tinggi dari lantai dalam rumah. Estege, gapapalah wc dan kamar mandi jauh. Tetangga kanan kiri ramah kok. Harganya 400ribu perbulan. Lumayan untuk harga sebuah rumah yang terletak di pusat kota. Namun listriknya gak tahan sama komputer. Cuma televisi dan hape dong yang bisa nyala.

Sekarang ada beberapa pilihan :
1.       Kos-kosan satria di gang purnama, recomended dari teman saya. Perbulan 300ribu, belum termasuk peralatan listrik yang dibawa. Gampang lah itu.
2.       Rumah di ratu elok, belum ketemu sama pemiliknya.... siiip lah, insya alllah besok saya calling beliaunya.
3.       Kos-kosan di belakang hero, recomended oleh temannya bapak saya.
Ketiga-tiganya adalah finalis tempat tinggal yang sesuai dengan kriteria saya.


Lagian saya punya kriteria khusus dalam memilih tempat tinggal, bisa dikatakan cerewet lah dalam hal ini (termasuk hal lain kayaknya).
1.       Jarak rumah ke kampus lumayan dekat lah, maksimal 2 km. Kalau bisa ada angkot yang lewat jadi urusan transport sudah fix.
2.       Ada tukang sayur yang lewat di depan rumah. Gak usah lah yang dekat pasar, ntar pikiran malah tertuju pada itu terus (sudah ada korbannya, hahay...)
3.       Kamar mandi didalam, karena saya termasuk orang yang bangun dimalan hari Cuma untuk pipis, minimal ngecek lampu kamar mandi. Ckckck
4.       Ada dapur. Tak bisa hidup tanpa dapur, sekalian menyalurkan minat saya... karena menurut saya lebih hemat masak sendiri daripada beli di luaran. Kalau di luaran perlu budget minimal 750ribu....huupppp, angkat tangan dah duit segitu. Sedangkan untuk masak sendiri saya hitung 400ribu sudah cukup. Hemmm, begitu hematnya....
5.       Punya landscape yang lumayan, haha. Ini optional kok :p

Sekian lah pengalaman saya dalam mencari pendamping hidup selama saya kuliah, mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi anda yang membacanya. Sekalian, ceritakan pengalaman kalian juga dong, lalu tag saya ya,,,, sekalian lagi, doanya supaya cepat dapat yang sesuai. Amin.

Comments

Popular Posts